BERTUAHPOS – Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 14 Juni 2025.
Kenaikan ini mengikuti reli harga minyak kedelai di bursa Chicago serta lonjakan harga minyak mentah global.
Analis pasar David Ng menyebutkan, harga CPO kini melampaui RM4.000 per ton.
Kenaikan ini sejalan dengan sentimen positif di pasar minyak nabati global, terutama setelah Amerika Serikat mengusulkan peningkatan target penggunaan biofuel.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga turut mendorong harga minyak mentah lebih tinggi, yang pada akhirnya memperkuat pasar secara keseluruhan.
“Kami memperkirakan level support ada di RM4.050 per ton dan resistance di RM4.200,” ujar David Ng.
Dr. Sathia Varqa, analis senior dari Fastmarkets Palm Oil Analytics, menambahkan bahwa penguatan harga CPO juga didorong oleh lonjakan harga minyak nabati lain di CBOT dan pasar Tiongkok, ditambah dengan dukungan harga minyak mentah yang tetap tinggi.
Salah satu pendorong utama kenaikan ini adalah lonjakan harga minyak kedelai.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) baru-baru ini mengusulkan target penggunaan 5,61 miliar galon biodiesel untuk tahun 2026—jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya 4,65–5,25 miliar galon.
“Angka ini dipandang menguntungkan karena mendorong permintaan bahan baku domestik,” jelas Varqa.
Adapun rincian harga penutupan kontrak spot CPO untuk bulan Juni 2025 berada di level RM4.096 per ton, naik RM171 dari sebelumnya. Kontrak bulan Juli naik RM177 menjadi RM4.104 per ton, dan Agustus naik RM172 menjadi RM4.094 per ton.
Untuk bulan berikutnya, September naik RM166 ke level RM4.080 per ton, Oktober naik RM163 menjadi RM4.073 per ton, dan November naik RM161 menjadi RM4.078 per ton.
Volume perdagangan juga menunjukkan lonjakan signifikan, meningkat menjadi 117.399 lot dari 113.276 lot sehari sebelumnya. Namun, open interest justru turun menjadi 241.865 kontrak dari sebelumnya 244.432 kontrak.
Sementara itu, harga CPO fisik untuk kawasan Selatan Malaysia dilaporkan naik dari RM4.100 per ton dibanding hari sebelumnya yang berada di kisaran RM4.140 per ton.***