BERTUAHPOS.COM — Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) kembali mengalami penurunan signifikan pada perdagangan pekan ini. Pada Jumat 22 November 2024, harga kontrak CPO untuk pengiriman Februari di Bursa Malaysia ditutup di level MYR 4.640 per ton, turun 2,77% dibandingkan hari sebelumnya. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 29 Oktober 2024.
Secara keseluruhan, harga CPO sepanjang pekan ini merosot hingga 8,81%. Penurunan mingguan tersebut menjadi yang terburuk sejak April tahun lalu, sebagaimana dilansir dari Bloomberg Technoz, Sabtu, 23 November 2024.
Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), perkembangan di Indonesia menjadi faktor utama yang menekan harga CPO. Penurunan permintaan global berdampak pada anjloknya ekspor CPO Indonesia pada September 2024 sebesar 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Dengan konsumsi dalam negeri yang turun dan ekspor yang melemah, stok akhir September naik menjadi 3,02 juta ton dari 2,45 juta ton pada akhir Agustus 2024,” jelas Mukti Sardjono, Ketua Umum Gapki, dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai produsen sekaligus eksportir terbesar CPO dunia, dinamika di Indonesia memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan harga komoditas ini di pasar global.
Penurunan harga minyak nabati lain turut membebani CPO. Pada perdagangan terakhir, harga minyak kedelai di Bursa Dalian, China, turun 1,52%, sementara di Chicago Board of Trade (AS) harganya melemah 0,71%. Penurunan juga terjadi pada minyak biji bunga matahari yang turun 0,73% dan minyak rapeseed yang turun 0,49%.
Harga minyak nabati yang lebih murah mengurangi daya tarik CPO sebagai alternatif, mengingat komoditas-komoditas ini dapat saling menggantikan.
Prediksi Harga CPO Pekan Depan
Meski harga CPO tertekan sepanjang minggu ini, analisis teknikal menunjukkan peluang kebangkitan pada pekan depan. Dalam kerangka waktu mingguan (weekly time frame), harga CPO masih berada di zona bullish, terlihat dari indikator Relative Strength Index (RSI) di level 65,67 (di atas 50), yang menandakan tren naik.
Indikator Stochastic RSI juga menunjukkan posisi di area beli (long) yang kuat, yaitu 62,11. Dengan demikian, harga CPO berpotensi naik dengan target resisten di kisaran MYR 4.821-5.090 per ton, sementara level support berada di rentang MYR 4.600-4.395 per ton.***