BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bank Indonesia (BI) meramalkan pertumbuhan ekonomi Riau akan terkoreksi (turun) akibat wabah corona. Perkirakan angka penurunannya sebesar 0,6%, menjadi 2,3% dari terget pertumbuhan ekonomi 2,9% pada akhir tahun nanti.
Kepala BI Perwakilan Riau, Decymus menjelaskan, estimasi angka tersebut didapat jika pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya tidak berbuat apa-apa. Dengan kata lain, berbagai stimulus ekonomi yang sudah diterapkan pemerintah diharapkan akan mempu menekan pertumbuhan ekonomi daerah agar tidak menyentuh 0,6%.
Decymus menyebut ada tiga komoditi ekspor yang dominan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Riau terkoreksi. Pertama, sektor migas.
“Sejak dulu pertumbuhan ekonominya Riau sangat bergantung dengan ekspor migas. Sementara, seperti yang kita lihat, harga minyak dunia juga ikut anjlok di tengah pendemo corona,” katanya.
Menurutnya, masalah ini memang sulit untuk diatasi, mengingat beberapa sektor lain yang dijadikan Pemda untuk mengangkat perekonomian, belum tumbuh secara baik. Artinya migas masih akan tetap memberikan andil besar terhadap perkiraan turunnya perekonomian daerah akibat corona.
Sektor kedua, yakni perkebunan. Ekpor CPO dan karet juga mengalami hambatan di tengah wabah COVID-19. Sementara sektor ini cukup memberikan pengaruh terhadap daya beli masyarakat.
BI mencatat, sekitar 52% masyarakat Riau menggantungkan perekonimi mereka kepada perkebunan kelapa sawit. Sementara, jika kegiatan ekspor CPO terganggu, maka akan sangat berdampak terhadap harga sawit masyarakat.
“Selain sawit, karet juga merupakan komoditi ekspor Riau yang juga akan terganggu. Sedangkan masyarakat Riau lebih banyak menggantungkan perekonomiannya kepada sektor ini. Efeknya pasti turunnya daya beli,” sebutnya.
Sedangkan sektor ketiga, yakni perdagangan, yang juga akan berkontribusi cukup besar terhadap penurunan ekonomi Riau di tahun ini. Aktivitas perdagangan sejak awal wabah ini melanda, paling merasakan dampaknya.
“Orang-orang yang berusaha sudah mulai tutup. Transportasi angkutan barang jadi terbatas, dan yang paling terasa, orang mengurangi kegiatan belanja mereka karena lebih banyak berdiam diri di rumah,” ungkapnya.
Di Pekanbaru mal sudah ada yang tutup. Sementara pusat perbelanjaan lainnya, memilih mempersingkat jam operasional. Selain itu pengunjung juga sepi, sehingga sangat mungkin kegiatan perdagangan juga ikut lesu.
Di pasar Wisata (pasar bawah) Pekanbaru, tampak tak lagi bergairah. Parkiran mobil dan motor tampak tidak seramai hari biasanya saat corona belum mewabah. Di pasar ini memang kegiatan jual beli sudah merosot sejak beberapa tahun terakhir. Tapi semakin diperparah dengan adanya wabah corona.
(bpc3)