BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau T Zul Efendi mengakui pandemi covid-19 telah memberikan dampak besar terhadap banyak sektor di Riau, termasuk dampak naiknya angka kemiskinan dan pengangguran.
“Kalau terdampak (Covid-19) sudah pasti ada lah. Karena sejak awal wabah ini melanda memang ada banyak sektor ekonomi masyarakat yang lumpuh, dan pastinya juga akan berimbas pada sektor tenaga kerja dan kemiskinan,” tuturnya saat dihubungi bertuahpos.com, belum lama ini.
Namun sayangnya Zul, tidak bisa memberikan angka pasti terkait hal itu. “Saya lagi di luar dan nggak pegang data,” alasannya. Meski demikian dia memastikan bahwa pemutakhiran data warga miskin di Riau terus dilakukan.
Sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat, proses pemutakhiran data warga miskin minimal dilakukan 2 kali dalam setahun. Dari data itu juga bisa dilihat seberapa banyak warga di Riau yang terdampak pandemi covid-19.
Zul menekankan bahwa kegiatan pemutakhiran data terhadap warga miskin dilakukan oleh pemerintah di kabupaten/kota, sedangkan provinsi dalam hal ini hanya sebatas mengkoordinasikan, terutama terkait kevalidan data tersebut. “Jadi memang pemkab/kota yang selalu kami minta untuk melakukan pemutakhiran data tersebut,” tuturnya.
Dijelaskan, saat ini, desakan untuk selalu melakukan pemutakhiran data terhadap warga miskin atau warga terdampak Covid-19 akan semakin sering dilakukan. “Semenjak ibu Risma di Kemensos, pemutakhiran data warga miskin diminta lebih sering dilakukan. Hal ini juga terkait dengan bantuan – bantuan sosial yang akan disalurkan. Supaya datanya selalu update,” sambungnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang dikutip Bertuahpos.com, per Februari 2021 ada 315,28 ribu warga Riau terdampak pandemi covid-19, atau 6,31% penduduk usia kerja Provinsi Riau yang terdampak situasi pandemi Covid-19. Hal ini juga berpengaruh terhadap angka kemiskinan di Provinsi Riau.
Dijelaskan dari jumlah itu, ada sebanyak 27,13 ribu orang menganggur karena Covid-19. Sedangkan kelompok lain yang juga berdampak covid-19 yakni Bukan Angkatan Kerja (BAK) sebanyak 9,98 ribu orang.
Sementara untuk kelompok yang tidak bekerja karena Covid-19 ada 9,66 ribu orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 sebanyak 268,51 ribu orang.
BPS Provinsi Riau juga mencatat jumlah angkatan kerja di Riau per Februari 2021 sebanyak 3,29 juta orang. “Jumlah ini tercatat naik 20,22 ribu orang dibanding Februari 2020,” kata Kepala BPS Riau Misparuddin.
Sayangnya kenaikan jumlah angkatan kerja tidak diiringi dengan kenaikan tingkat partisipasi angkatan Kerja, yang tercatat turun sebesar 1,17%. Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka di Riau per periode sama, sebesar 4,96%, atau meningkat 0,04% poin dibandingkan dengan Februari 2020.
Penduduk Riau yang bekerja sebanyak 3,12 juta jiwa naik sebanyak 18,01 ribu orang dari Februari 2020. Adapun lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (4,02% poin).
Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,92%poin).
Sebanyak 1,63 juta orang (52,06 persen) penduduk Riau bekerja pada kegiatan informal, naik 0,23% poin dibanding Februari 2020. Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur dan pekerja paruh waktu mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,01% poin dan 0,92% poin. (bpc2)