BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tuberkulosis (TBC) bukan hanya masalah lokal, melainkan tantangan global yang juga merambah Indonesia.
Menurut Global TBC Report (WHO 2023), Indonesia menduduki peringkat kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia.
Dengan lebih dari 969.000 kasus dan tingkat kematian mencapai 55 per 100.000 penduduk, laporan KemenKes 2023 menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus TBC baru masih jauh dari memuaskan, hanya mencapai 75%.
Pekanbaru, sebagai bagian dari Provinsi Riau, tidak luput dari sorotan ini. Dengan 35.416 kasus terduga TBC, langkah konkret diperlukan. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Indonesia menerapkan pendekatan District-based Public Private Mix (DPPM), melibatkan semua jenis fasilitas layanan kesehatan.
“DPPM adalah kunci untuk meningkatkan akses layanan kesehatan berkualitas dan berorientasi pada pasien,” kata Rozi Asnita, Program TBC dari Yayasan Yayasan Sebayan Lancang Kuning.
Principal Recipient (PR) Konsorsium Penabulu-STPI, bersama dengan komunitas PKBI Daerah Riau dan SSR Yayasan Sebaya Lancang Kuning, mengambil peran aktif dalam mendukung DPPM.
“Kami memiliki mandat untuk melakukan advokasi, kemitraan, dan melacak pasien Lost to Follow Up (LTFU). Ini mencakup pasien yang tidak segera melakukan pengobatan setelah diagnosis atau yang putus berobat pada masa pengobatan,” ungkapnya.
Pendekatan ini didasarkan pada Panduan Penerapan Jejaring Layanan TBC di Fasilitas Kesehatan Pemerintah dan Swasta Berbasis Kabupaten/Kota (KemenKes, 2019), memastikan komunitas berperan aktif dalam penanggulangan TBC.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru memimpin implementasi DPPM, melibatkan 21 Puskesmas, 24 Rumah Sakit, dan 9 Klinik pada November 2023.
“Kami percaya, melibatkan berbagai jenis fasilitas kesehatan adalah langkah positif untuk memperluas layanan TBC sesuai standar penanganan pasien,” tambahnya.
Kolaborasi antara 18 Provinsi, 77 Kabupaten/Kota, dan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, serta berbagai organisasi kesehatan, mendukung komitmen komunitas.
“Dengan kontribusi 647 Pasien TBC terkonfirmasi Bacteryologys, kami berhasil melacak 59 pasien LTFU dan menemukan 747 kasus TBC baru. Komunitas Pekanbaru berkomitmen mendukung Eliminasi TBC 2030,” pungkasnya.
Upaya bersama ini menandai langkah positif dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, membawa harapan untuk hari tanpa TBC di Pekanbaru.