BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjadi salah satu sektor penting yang perlu dibantu agar bisa bertahan selama masa pandemi Covid. Sebagai usaha skala paling kecil di masyarakat, UMKM membutuhkan dukungan dan pendampingan sehingga mampu berkembang dan ikut berkontribusi positif dalam menggerakkan ekonomi.
PT Pegadaian (Persero) Kanwil Pekanbaru melihat UMKM menjadi sektor yang penting untuk terus didorong lebih maju, karena itulah Pegadaian yang tergabung di Holding Ultra Mikro (UMi) ikut menyalurkan pembiayaan berupa produk Kreasi Ultra Mikro.
Pimpinan Wilayah Pegadaian Pekanbaru Maryono menjelaskan produk Kreasi Ultra Mikro adalah produk pinjaman atau kredit dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan konstruksi penjaminan kredit secara jaminan fidusia dan atau jaminan gadai.
“Kreasi Ultra Mikro disalurkan Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan dana untuk keperluan pengembangan usaha, dengan uang pinjaman senilai Rp10 juta ke bawah dengan sewa modal yang lebih ringan,” ujarnya Kamis (3/2/2022).
Dia menjelaskan untuk syarat mengajukan pembiayaan produk ini adalah tidak sedang dalam pembiayaan KUR dari lembaga keuangan lain. Kemudian usaha atau UMKM terkait adalah milik pemohon atau atas nama pemohon.
Selanjutnya usaha atau UMKM tersebut sudah berjalan efektif minimal 1 tahun, dan tentunya mempunyai legalitas usaha seperti SIUP/SITU/Surat Keterangan Usaha dari kelurahan.
Sampai akhir 2021 lalu, Pegadaian Kanwil Pekanbaru sudah menyalurkan pembiayaan Kreasi Ultra Mikro kepada ribuan UMKM di daerah tersebut. “Hingga akhir 2021 kami sudah menyalurkan Rp36,54 miliar untuk ribuan rekening nasabah,” ujarnya.
Menurutnya penyaluran produk Kreasi Ultra Mikro dari Pegadaian ini, memang ditujukan bagi pengembangan usaha mikro di masyarakat. Selain itu Pegadaian juga menawarkan keunggulan dari produk pembiayaan ultra mikro tersebut yaitu hitungan bunga harian.
Dia menambahkan untuk membayarkan angsurannya, para nasabah Kreasi Ultra Mikro dapat melakukannya secara pembayaran tunai dengan mendatangi outlet-outlet Pegadaian atau agen-agen pembayaran Pegadaian.
Selain itu juga dapat dilakukan secara pembayaran non tunai melalui mesin ATM terdekat, internet banking, dan melalui aplikasi Pegadaian Digital Service. Serta apabila nasabah ingin melunasi sebelum jatuh tempo kredit, pihaknya memberikan kebebasan berupa pelunasan dipercepat.
Sementara itu Kemenkeu menyatakan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).
Pemerintah menunjuk Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai coordinated fund pembiayaan UMi. Pembiayaan UMi disalurkan melalui LKBB. Awalnya lembaga yang menyalurkan pembiayaan UMi antara lain: PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Sumber pendanaan berasal dari APBN, kontribusi pemerintah daerah dan lembaga-lembaga keuangan, baik domestik maupun global.
Selanjutnya pemerintah menilai pentingnya kehadiran lembaga keuangan formal yang berfokus pada sektor usaha ultra mikro. Hal itu dikarenakan sektor ini memiliki permasalahan yang cukup kompleks untuk bisa meningkatkan skala usahanya.
Oleh sebab itu kini pemerintah membentuk holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai induk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Holding Ultra Mikro resmi dibentuk pada 13 September 2021. Pasca holding berdiri, BRI menjadi induk usaha dari PNM dan Pegadaian.
Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Damar Latri Setiawan menyampaikan bahwa Holding Ultra Mikro (UMi) antara BRI, Pegadaian dan PNM dapat mengembangkan segmen Ultra Mikro dengan lebih baik.
Setidaknya terdapat enam proporsi nilai yang ditawarkan UMi yaitu penawaran produk yang komprehensif, titik akses nasabah yang luas dengan adanya Co-Location, pemahaman kebutuhan nasabah dengan lebih baik melalui integrasi dan analitik big data, kemudahan akses ke Micro Payment Ecosytem & Beyond Banking, dan UMKM Go Digital.
“Pemanfaatan Co-Location atau Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM), mendorong terjadinya kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan produk dan layanan, pemasaran, dan termasuk pengembangan sumber daya manusia sehingga pelaku bisnis ultra mikro mendapatkan kemudahan akses fasilitas kredit dengan tarif sewa modal yang kompetitif dan ragam bundling produk”, jelas Damar.
Kini Holding Ultra Mikro terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah kredit yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai Holding Ultra Mikro kepada pelaku usaha ultra mikro (UMi), dimana telah menembus angka Rp 202,12 triliun. Jumlah ini setara 19,39% total kredit yang diberikan BRI sepanjang 2021.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kredit pelaku usaha UMi disalurkan kepada nasabah yang mendapat layanan dari tiga entitas pada Holding Ultra Mikro, yakni BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Rinciannya, kredit UMi yang merupakan nasabah BRI totalnya Rp 113,41 triliun. Kemudian, ada Rp 55,42 triliun pembiayaan disalurkan bagi UMi pengakses layanan Pegadaian, dan Rp 33,29 triliun kepada pelaku usaha UMi nasabah PNM.
“Ini kalau dikonsolidasikan kredit ultra mikro BRI Group mencapai Rp 202,12 triliun. Laba BRI bisa tumbuh 75,53% mencapai Rp 32,33 triliun sebenarnya penggerak utamanya adalah segmen mikro dan ultra mikro. Kredit ini (segmen mikro dan UMi) tumbuh 13%, sementara (kredit) BRI seluruhnya tumbuh 7,2%,” ujarnya.
Menurut Sunarso, sejak terbentuk pada 2021 lalu sinergi anggota Holding Ultra Mikro tetap terjaga. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan kredit dan layanan bagi pebisnis UMi bisa terus dilakukan hingga sekarang.
Dia menyebut, sejak awal dibentuk Holding Ultra Mikro memiliki semangat ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, terutama orang-orang yang selama ini belum terjangkau layanan keuangan formal. Layanan kepada masyarakat luas hendak dilakukan Holding Ultra Mikro dengan biaya murah.
“Biaya yang kami tekan adalah, pertama, biaya dana. Kedua, membuat murah layanan dengan jaringan yang cukup dan efisien. Makanya, kami menata kembali jaringan-jaringan yang sudah ada dan membuat co-location. Artinya, di satu kantor BRI kami bisa tempatkan 3 petugas dari 3 entitas bisnis Holding Ultra Mikro. Fokus kami menaikkan kelas pelaku usaha UMi agar menjadi Mikro, kemudian menjadi Small dan Medium tapi dengan journey dan secara terstruktur serta sistematis,” jelas Sunarso.
Hingga akhir Kuartal IV-2021 aset BRI konsolidasi sebesar Rp 1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23% yoy. Untuk total kredit dan pembiayaan BRI Group menembus Rp 1.042,87 triliun.
Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal Rp 483,89 triliun, segmen kecil dan menengah Rp 240,35 triliun, segmen korporasi Rp 168,27 triliun dan segmen konsumer Rp 150,35 triliun. (bpc2)