Karena dianggap potensial, Budidaya cacing tanah ditangkap oleh Hendi Gunawan, Founder Yayasan Sahabat Cinta Umat di Pekanbaru, sejak Maret 2022 lalu. Berlokasi di Jalan Naga Sakti, Panam, Pekanbaru, sebanyak 30 kilogram cacing tanah terkumpul saat panen perdana pada awal Juli 2022 lalu.
“Awalnya kami dapat informasi tentang adanya budidaya cacing tanah. Kami dalami informasinya, kemudian hitung-hitungannya bisnisnya masuk. Langsung kita eksekusi,” kata Hendi, Jumat, 8 Juli 2022.
Budidaya cacing tanah ini dikelola sebagai salah satu unit usaha dari Yayasan Sahabat Cinta Umat—sebagai salah satu sumber pendanaan. Mengingat lembaga kemanusiaan ini fokus membantu kaum dhuafa yang mengalami kesulitan, terutama terhadap mereka yang tengah sakit.
Selain budidaya cacing tanah, Yayasan Sahabat Cinta Umat juga membuka unit usaha lainnya, seperti gerai minuman, jual beli minyak jelantah, dan masih akan ada beberapa unit usaha lainnya yang akan dikembangkan dalam waktu dekat ini.
“Karena kami kan bergerak di bidang kemanusiaan, kami juga tidak mau berharap sepenuhnya kepada donatur. Setelah kami tahu kalau budidaya cacing tanah ini bisa menghasilkan rupiah, makanya langsung kami telusuri. Dirasa cocok. Kita ambil,” jelasnya.
Hendi menyebut, sebagai pemula, dia memang banyak belajar tentang pengembangan budidaya cacing tanah. Terutama bagaimana kandang yang ideal untuk pengembangbiakan cacing, apa jenis media budidayanya, bagaimana perawatannya, jenis dan pola pakan, hingga potensi pasarnya.
Siklusnya, dari awal mula membeli indukan lalu dibiakkan di dalam sebuah bak penampungan, sekitar sebulan sudah bertelur. Lalu dipindahkan ke bak lainnya. Setelah 3 kali cacing indukan bertelur baru dijual, dengan kata lain panen perdana sudah bisa dilakukan.
“Kalau panen, dimulai dari cacing itu bertelur sampai besar, waktunya sekitar 3 bulan,” sambungnya.
Media budidaya cacing tanah yang dibuat Hendi bersama rekan-rekan relawannya berbentuk rak-rak bak pembibitan. Awalnya, mereka hanya membuat sebanyak 4 rak pembiakan dengan jumlah indukan cacing untuk pemula sebanyak 48 kilogram.
Seiring berjalannya waktu, mereka terus melakukan penambahan rak. Saat ini sudah ada 16 rak yang mana masing-masing rak tersebut terdiri dari 3 bak pembiakan. Dengan demikian, ada 48 bak pembiakan yang kini dimiliki Hendi. “Kami masih akan terus melakukan penambahan,” jelasnya. “Untuk indukan awal, kami beli Rp100.000 per kilogram.”
Hendi mengatakan, motivasinya untuk mengembangan budidaya cacing tanah tidak lain untuk membantu kaum dhuafa yang membutuhkan pertolong. Yayasan Sahabat Cinta Umat yang dia kelola saat ini sudah memiliki rumah singgah ada fasilitas pendukung lainnya.
“Kami selalu dihubungi kija ada warga tak mampu membutuhkan pertolongan, terutama saat ada anggota keluarga mereja yang sakit. Setidaknya, kami bisa membantu untuk biaya operasioal dan tempat tinggal mereka selama berobat di Pekanbaru,” terangnya.
Dengan mendirikan beberapa unit usaha, ketergntungan mereka kepada donatur setidaknya sediki berkurang. Namun demikian, kata Hendi, bukan berarti mereka tidak butuh donatur untuk menyumbang dana.
“Kami juga bergabung dengan kitabisa.com, tapi kan yang namanya donatur kita tidak bisa berharap cepat. Itulah mengapa kami juga turut mendirikan beberapa unit usaha,” jelasnya.***