BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Babinsa Desa Pulau Rambai, Ayu Wisafrizal, ketika itu terlihat kusut. Raut mukanya lelah. Matanya memerah, tapi tetap liat mengawasi sekitar.
Kepada bertuahpos.com, dia menceritakan pengalamannya saat melakukan evaluasi warga yang menjadi korban banjir di Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar tahun 2016 lalu.
Ayu yang ketika itu menjadi sang Komandan, ternyata punya banyak cerita menarik. Meski dalam situasi darurat seperti itu, dia masih melihat kreatifitas warga yang cepat tanggap.
Saat mengetahui bahwa debit ketinggian air yang kian tidak terkendali, sebagian besar masyarakat mengantar sepeda motornya ke mesjid. Berharap alat transportasi pribadi itu bisa selamat dari genangan air.
Ternyata nasib berkata lain. Lebih kurang 400 buah sepeda motor warga, tetap saja tenggelam. Namun ada beberapa warga yang berpikir cepat. Sepeda motor mereka gantung di atas pohon karet agar tidak tenggelam.
“Ada juga warga yang membuat tempat khusus dari drum kosong. Di atasnya diberi papan untuk meletakkan sepeda motor. Jadi semakin tinggi air naik, sepeda motor mereka juga ikut naik. Supaya tidak hanyut mereka ikat di pohon kelapa,” ujar Ayu sambil tertawa.
Tapi, Siti Musiatun, seorang wanita berusia 40 tahun, nasibnya juta tidak mujur. Saat air belum terlalu tinggi. Dua buah sepeda motor miliknya di bawa sang suami ke mesjid. Setelah banjir datang sepeda motor itu hanya terlihat stangnya saja.
“Untuk perbaiki motor saja sudah habis uang dua juta rupiah. Belum yang lain-lain,” ujar suaminya.
“Ah… nantilah itu, bang. Yang penting kita dan anak-anak selamat dulu. Kalau ada rezeki diperbaiki nanti,” jawab Siti.
Dua hari setelah musibah itu, di suatu sore yang perlahan gelap. Aktifitas ibu-ibu di dapur umum sudah tidak sesibuk sebelumnya. Di sebuah kursi sofa depan warung kopi pinggiran sungai desa itu, jilabab hitam yang dikenakan Siti sudah tidak rapi lagi.
Usman Ali, anak pertamanya, juga duduk di sofa itu. Sementara si Sara, anak bungsunya yang baru berusia dua tahun mendekap di pelukan sang ibu.
Masing-masing dari mereka sedang melahap sepiring nasi putih, sejumput sayur bening dan sebutir telur rebus untuk makan malam ini. “Saya sudah kirim makanan untuk suami yang sedang menunggu rumah bersama mertua sekarang,” katanya kepada bertuahpos.com, sambil tersenyum.
Penulis: Melba Ferry Fadly