BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution terlihat emosi dengan dan mengutarakan kekecewaannya atas pernyataan suporter PSPS yang dinilai menghina Gubernur Riau, dengan kalimat tidak pantas. Dan itu tersebar di Sosial Media (Sosmed).Â
“Kalau kalian (suporter PSPS) katakan kaian tidak seperti itu, lalu siapa yang demo di sana (stadion) dengan membawa poto saya dan Pak Syamsuar dicoret dengan ungkapkan kata kotor. Apa ini yang kalian bilang marwan Melayu. Marwah Melayu mana yang kalian bawa,” ungkapnya, dalam pertemuan antara Pemprov Riau dengan 10 orang perwakilan suporter PSPS Riau, Senin 24 Juni 2019.
Menurut Edy, tidak pantas rasanya dalam upaya meminta bantuan tapi diungkapkan dengan cara preman. “Jangankan kalian (suporter PSPS), anak kandung saya juga saya habisi. Saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk membuat laporan atas kalimat yang diteriakkan itu,” sebutnya.
Masalah seperti ini, menurut Edy tak bisa dipahami oleh suporter PSPS secara baik. Bahkan, kehadiran Gubernur dan Wakil Gubernur Riau dalam pertemuan mediasi antara manajemen PSPS dengan perusahaan dianggap jauh lebih besar dari tim khusus yang diminta oleh pihak manajemen sebelumnya.Â
Terkait soal kalimat yang dinilai sebuah penghinaan kepada Gubernur Riau, menurut Edy, itu menunjukkan bahwa tidak ada etika santun para suporter, sementara di sisi lain mereka membutuhkan pemerintah sebagai tempat untuk mencari solusi.Â
“Kalau kami tidak ingin membantu kalian, kalian tidak akan bisa bertemu dengan saya hari ini. Banyak info yang masuk kalau apa yang kalian lakukan terhadap gubernur, sebuah penghinaan dan melanggar KUHP, dan ingat saya masih mempertimbangkan untuk membuat tuntutan,” sambungnya.Â
“Kalau memang anda sayang dengan PSPS caranya jangan seperti ini. Datanglah dengan elegan, bawa konsep. Akan kami pelajari dan dibahas,” ungkap Edy.Â
Menanggapi hal ini, perwakilan dari suporter, Dolly Sandavid mengakui bahwa apa yang terjadi di Stadion Kaharuddin Nasution, akhir pekan lalu merupakan sebuah kelalaian dan dia mengakui kesalahan itu.
“Saya yang mewakili di sini, mohon maaf karena kondisinya sudah seperti itu. Tapi perlu saya jelaskankan, bahwa pada saat itu kondisi psikologis kita semua tengah buruk. Kabar-kabar tentang PSPS harus dijual sungguh membuat kita kecewa dan marah. Sehingga saat ada provokator, masa lain sangat mudah terpancing,” ungkapnya memberikan klarifikasi.
Dolly menjelaskan, pihak koordinator ketika itu tidak membiarkan massa melontarkan kalimat menghina Gubernur.Â
“Dalam video itu bapak bisa lihat kami berupaya untuk menghentikan dan mengembalikan suasana. Pihak-pihak yang kami anggap memulai itu langsung kita tarik dan kami amankan. Tapi kalau memang bapak masih ingin tetap membuat gugatan hukum, silahkan saja. Bapak punya hak untuk itu. Tapi sekali lagi saya tegasnya, bahwa kehadiran kami tidak dalam posisi mewakili manajemen atau Pemprov Riau,” sambungnya. (bpc3)