BERTUAHPOS.COM, ROKAN HILIR – Tim Banggar DPRD Rokan Hilir menggelar pertemuan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah atau TAPD dan Kepala OPD Membahas Realisasi anggaran APBD tahun 2023. Rapat berlangsung di ruang rapat Paripurna DPRD Rokan Hilir, Selasa (01/08/23).
Dalam penjelasan Kepala BPKAD Rokan Hilir Darwan menyebutkan dari alokasi APBD Rohil 2,1 Triliun baru terealisasi sebesar 877 Miliyar atau sekitar 40,86 persen per Juli 2023. Angka tersebut sempat naik dari bulan sebelumnya.
“Alokasi APBD kita kemaren Rp 2,1 trilyun sekarang sudah terealisasi sebesar 877 miliyar dengan persentase 40,86 persen, angka tersebut sempat naik dari waktu sebelumnya yang hanya 39 persen,” kata Darwan.
Darwan menambahkan realisasi anggaran di setiap OPD bervariasi ada yang tinggi dan ada juga yang rendah,” untuk saat ini ditingkat OPD yang tertinggi seperti Disdukcapil sudah mencapai 62 persen sedangkan yang terendah di putr baru 5,1 persen,”sebutnya.
Sementara itu Ketua Banggar DPRD Rohil Darwis Syam meminta kepada pemerintah daerah untuk segera menggesa realisasi apbd sebab 40 persen realisasi saat ini didominasi dari kegiatan belanja operasional.
“Kami DPRD meminta agar realisasi anggaran segera digesa, yang 40 persen itu yang besar realisasinya hanya belanja operasional, kita minta belanja modal itu juga digesa sebab belanja modal itu berhubungan dengan masyarakat, “katanya.
Politisi partai Golkar itu juga mengatakan terkait rendahnya realisasi anggaran di dinas putr Rohil, “kegiatanya sudah jalan seperti di dinas putr tapi pencairan dananya belum, tapi kalo pisiknya saya yakin itu sudah lebih dari 40 persen,”sebutnya.
Ketua DPRD Rohil Maston mendesak pemerintah daerah segera merealisasikan anggaran baik itu operasional maupun belanja modal, sebab waktu penggunaan anggaran hanya tinggal 4 bulan lagi
“Ini sudah bulan Agustus, kapan lagi, ini dengan waktu empat bulan lagi, bagaimana ini disegerakan oleh TAPD dan OPD mempercepat realisasinya,” ujarnya.
Terlambatnya realisasi anggaran bisa jadi diakibatkan rencana aliran khas atau rak kurang tepat waktu, ” kemungkinan raknya itu kapan direncanakan mereka dan mungkin beranggapan uang masih ada seolah kita punya uang ternyata kita keterbatasan hari ini,” ungkap Maston. (Inf)