BERTUAHPOS, PELALAWAN – Siapa yang tak kenal Kabupaten Pelalawan? Khususnya sejak gelombang Bono, ombak air sungai Kampar dengan ketinggian 4 -6 meter mulai mendunia. Namun bukan saja objek wisata Bono yang populer di nusantara maupun mancanegara, selain objek wisata sejarah juga masih banyak berbagai ragam wisata lainnya seperti Taman Nasional Tesso Nilo, Hutan Konservasi Kerumutan dan Danau Tajwid.
Untuk  peringkat pertama tempat paling populer yang menjadi andalan pariwisata di pelalawan adalah Bono. Lantas bagaimana pesona empat objek wisata potensial ini, baik bono maupun lainnya?
BONO
Gelombang ombak air sungai Kampar dengan ketinggiannya 4-6 meter ini bahkan lebih, satu-satunya fenomena alam air laut yang mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang.
Satu-satunya keajaiban objek wisata dunia, dimana biasanya orang selancar (surfing) tengah laut, namun kini di Kabupaten Pelalawan orang Surfing di sebuah sungai yakni Sungai Kampar.
Masyarakat sekitar memanfaatkan gelombang tersebut untuk surfing dengan papan selancar. Inilah keistimewaan gelombang bono, sebuah karunia tuhan yang diberikan untuk Masyarakat Kabupaten Pelalawan.
Begitu luar biasanya, saat musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari.
Sejarah Bono
Seperti diketahui, bono ini ada dua jenis. Satu jantan di Sungai Kampar, dan betina di sungai Rokan, Bagansiapi-api. Bono di Kampar berkelamin jantanbergelombang tinggi (vertikal), sedangkan betina, ditandaibergelombang horizontal alias melebar.
Saat tidak ada pasang, Bono ini pergi menuju betina di sungai Rokan, Kabupaten Rokan Hilir. Lalu bercengkrama di Selat Melaka. Apabila pasang mulai membesar, maka kembalilah mereka ke tempat masing-masing, semakin gembiralah mereka berpacu ke sungai.
Bagi masyarakat tempatan yang sudah terbiasa dengan kedatangan Bono dan bernyali besar. Kedatangan Bono disambut dengan memacukan kapal motornya meluncur ke lidah ombak di punggung Bono bagaikan berselancar, atraksi ini oleh penduduk tempatan disebut ‘Bekudo Bono’ karena memang mirip dengan atraksi seorang joki yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar.
Objek wisata bakudo Bono ini terletak di desa Teluk Meranti kabupaten Pelalawan. Bila weekend, biasanya akan ramai wisatawan mancanegara surfing kesana.
Bila Anda ingin kesana, dari Pekanbaru dengan mengendarai kendaraan roda empat, akan menempuh jarak 1-2 jam ketempat objek pariwisata tersebut. Ingat, jangan lupa bawa papan selancar. Selamat surfing. .
Taman Nasional Tesso NiloÂ
Taman nasional Tesso Nilo  ini bertempat di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu yang memiliki luas 38.576 hektare yang diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 19 Juli 2004. Terdapat berbagai macam flora dan fauna yang ada di kawasan ini.
Selain itu, juga ada kawasan konservasi gajah yang dihuni oleh 80-90 gajah. Bagi Anda yang ingin melihat rimba alam atau berpetualang mungkin sesekali dapat mengunjungi tempat ini. Pasti sangat menyenangkan.
Hutan Koservasi Kerumutan
Hutan Konservasi Kerumutan merupakan kawasan hutan lindung yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna. Hutan ini memiliki fauna endemik yang dilindungi yaitu Harimau Sumatra. Hutan ini juga memiliki cakupan wilayah yang cukup luas yaitu  1.332.169 ha dan terletak di kecamatan kerumutan Kabupaten Pelalawan dan sebagian masuk wilayah indargiri hulu.
Danau Tajwid
Danau Tajwid berada di lokasi Langgam Kabupaten Pelalawan. Di Langgam sendiri masyarakat sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan mereka tinggal di rumah rakit yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan ikan serta pengolahan ikan salai.
Pemandangan yang Asri di pinggir danau membuat kita takjub akan keindahannya. Pohon yang rindang, angin yang sepoi-sepoi menjadi kenikmatan tersendiri bagi Anda yang ingin berpetualang di danau tajwid.
Danau Tajwid memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui Dinas Budaya Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Pelalawan tengah membuat masterplan obyek wisata untuk pengembangan danau tajwid menjadi wisata alam alternatif di daerah tersebut.
Dengan demikian, diharapkan keberadaan danau ini nantinya mampu menjadi penggerak pembangunan serta dapat memberikan kontribusi kepada upaya peningkatan hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Pelalawan. Selain itu juga, potensi wisata yang mempunyai daya tarik dan layak dikembangkan ini memiliki kekayaan alam di Danau Tajwid, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam.Â
Komitmen Pemerintah Kabupaten Pelalawan
Sebagai bentuk terobosan pertama, di sekitar lokasi danau akan segera dibangun beberapa fasilitas penunjang untuk melengkapi kebutuhan wisatawan yang akan berkunjung di Danau Tajwid tersebut.
“Pengembangan Masterplan Danau Tajwid saat ini sedang kita rancang, kedepan di danau tersebut akan kita buat zona-zona wisata, namun tanpa merusak kondisi asli lingkungan danau tersebut,” terang Kadisbudpora Pelalawan, H Zulkifli kepada media baru-baru ini di ruang kerjanya.
Â
Terpisah, Bupati Pelalawan HM Haris sangat optimis melihat kedepan jika potensi berbagai wisata ini akan di kelola secara baik dan semua pihak mendukung apa yang di inginkan akan tercapai. Karena itu dirinya menggandeng berbagai Satuan Kerja seperti, Dinas Parisiwata dan Budpora, Dinas PU, dinas Perikanan dan Kelautan, serta dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk merintis kawasan ini.
Bupati berharap kedepan setelah kawasan danau tajwid ini, tentunya juga objek wisata bono dan lainnya,  diharapkan bisa menjadi alternative kunjungan warga dan wisata alam bagi keluarga. “Potensi pembuatan acara-acara outbound sangat memungkinkan sekali, lokasi perikanan, peternakan dan juga pertanian†Ujarnya sembari mengatakan akan menambah daftar objek wisata dikabupaten Pelalawan, setelah Bono di Teluk Meranti, Kawasan TNTN di Ukui, Tugu Ekuator dan Air Panas di Pangkalan Lesung. (Advertorial)
Â