BERTUAHPOS. COM(BPC),PEKANBARU – Pada acara Forum Publik mengenai Penanggulangan Kabut Asap di Provinsi Riau yang di adakan di Hotel Pangeran Penganbaru, (Kamis, 24/11/16), dikatakan bahwa korban sebenarnya dari kebarakan hutan dan lahan adalah perempuan.
Seperti yang disampaikan oleh Endriana Noerdin, MA selaku Direktur Program Women Research. Dia menyampaikan, pembakaran hutan dan lahan merupakan satu bentuk kejahatan terhadap alam, dan korban dari permasalahan ini sebagian besar adalah perempuan. Baik terkait kesehatan reproduksi perempuan, ketahanan pangan keluarga dan kejahatan sosial.
“Perempuan memiliki peran sebagai perawat keluarga membuat mereka sangat dekat dengan alam, ” Ujarnya
Selain kebakaran, masalah lingkungan lain yang memberikan dampak terhadap perempuan yaitu disaat lahan-lahan dikonversikan menjadi perkebunan sawit dan akasia. Saat beroperasi perkebunan tersebut menggunakan pestisida dan melalui kanal-kanal yang dibangun pestisida akan mengalir menuju sungai yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat. Dan saat sungai tercemar masyarakat mulai merasakan kelangkahaan sumber-sumber air bersih.
Sementara, perempuan terkait dengan peran domestiknya dan reproduksinya jelas menghadapi dampak yang lebih sulit dibandingkan dengan laki-laki.
” Pada saat menstruasi perempuan lebih banyak membutuhkan air,” lanjutnya
Selain itu juga saat melahirkan, dan terkait peran domestiknya saat mencuci dan memasak perempuan membutuhkan air lebih banyak. Maka saat sumber air bersih sangat terbatas dikarenakan pencemaran, perempuan menjadi yang menjadi terkena dampak lebih besar karena harus mencari alternatif pemenuhan kebutuhan air untuk keluarganya.
Dia menambahkan bahwa faktanya, perempuan masih dipandang sebagai pihak kedua penerima informasi dan bahkan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan hutan dan lahan, meskipun perempuan adalah pihak yang lebih dulu terkena dampak.
Penulis: Vina