PEKANBARU — Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau Evarevita mengklaim surat permohonan penambahan kuota BBM jenis solar, sudah diajukan ke BPH Migas. “Surat permohonan itu sudah ditandatangani Pak Gubernur hari ini, dan langsung kita sampaikan ke
BPH Migas,” katanya kepada Bertuahpos.com, Senin, 21 Maret 2022 saat ditemui di Gedung Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru.
Evarefita mengatakan, sebenarnya penambahan kuota BBM jenis solar itu sudah dilakukan Pemprov Riau sejak jauh-jauh hari. “Bahkan sebelum saya dilantik sebagai Kepala Dinas ESDM. Di November tahun lalu,” sebutnya. Dengan demikian, surat ini menjadi permohonan lanjutan dari Pemprov Riau ke BPH Migas, untuk penambahan kuota solar.
Dalam surat tersebut, Pemprov Riau meminta agar BPH Migas menyesuaikan penambahan kuota BBM jenis solar, agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Secara prinsip, dia berkata, Pemprov Riau sangat memahami keputusan pengurangan kuota tersebut, namun dari sisi kebutuhan, memang Riau sangat membutuhkan penambahan kuota.
Dijelaskan, salah satu data penguat yang dipakai Pemprov Riau untuk mengajukan permohonan penambahan kuota BBM tersebut, merujuk pada kondisi existing terbaru, yang mana sekitar 700 ribu lebih kiloliter. Angka ini memang turun jika dibandingkan tahun lalu sekitar 800 ribu kiloliter.
“Sejak awal, kondisi ini sudah diprediksi, bahwa di November tahun lalu, solar di Riau bakal langka. Makanya sejak November lalu juga kita sudah minta tambahan kuota. Jadi ini surat lanjutan untuk penambahan kuota BBM jenis solar,” terangnya.
Selanjutnya, Pemprov Riau minta kepada PT Pertamina (Persero) untuk turut serta lakukan pengawasan. Terutama terhadap pendistribusian ke setiap SPBU. Karena ini solar bersubsidi, maka peruntukannya terbatas. Kalau lebih, maka SPBU yang akan menanggung selisih ekonomisnya. “Seluruhnya itu, kebijakan pusat,” sebut Evarevita.
“Iya (surat pernomonan penambahan kuota solar) itu akan kami kirimkan hari ini. Biasanya via email, mereka bisa terima. Suratnya sudah selesai ditandatangi Pak Gubernur dan hari ini akan kita kirimkan.”
Lebih jauh, Evarevita menekankan, bahwa terhadap persoalan kelangkaan BBM jenis solar, sudah disikapi Pemprov Riau sesuai dengan kewenangan provinsi. Dia tidak menyebutkan jumlah kuota yang diminta secara pasti. Namun angkanya naik dari tahun lalu, “…tapi tidak begitu signifikan,” tuturnya.
Alasanya, pada tahun 2020 kuota BBM jenis solar untuk Riau memang tak banyak dengan alasan PPKM yang membatasi ruang gerak masyarakat akibat pandemi.
Lalu, pada akhir tahun 2021, kebijakan PPKM sudah dilonggarkan. Permintaan pun meningkat. Sedangkan di tahun 2022, gerak ekonomi begitu cepat. Semua akses sudah dibuka. Sementara kuota solar terjadi penurunan sekitar 9 persen. Itulah yang menyebabkan terjadinya kelangkaan. “Wajar kalau jumlahnya kurang,” jelas Eva. (bpc2)