BERTUAHPOS.COM — Diperkirakan listrik dan jaringan internet di beberapa wilayah di dunia akan mati dengan datangnya badai matahari mendatang.
Ilmuwan NASA memperingatkan akan dampak dari ledakan badai matahari yang akan terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Dari beberapa ancaman-ancaman luar angkasa seperti meteor maupun meteorit, badai matahari merupakan ancaman yang paling berdampak pada kehidupan bumi.
Badai matahari tersebut melontarkan beberapa partikel seperti radiasi elektromagnetik, dan plasma hingga berjuta-juta kilometer jauhnya.
Dampak dari badai matahari ini bisa mengakibatkan gangguan pada semua satelit yang mengorbit di planet bumi dan mengganggu jaringan listrik.
Para ilmuwan Nasa mencatat dalam waktu 200 tahun terakhir ada 2 badai matahari yang berskala masif, salah satunya adalah Peristiwa Carrington tahun 1859.
Jika peristiwa tersebut kembali terjadi dalam waktu dekat, dampaknya akan semakin besar karena kebanyakan perangkat sekarang berbasis elektronik.
Nasa memprediksi bahwa badai matahari yang cukup masif berpotensi menjatuhkan peradaban canggih sekarang menjadi peradaban yang kuno seperti dahulu.
“Beruntungnya, badai Matahari tersebut berayun melewati planet ini tanpa mendaratkan pukulan sekilas,” kata NASA dilansir Galajabar dari Express pada Kamis, 9 September 2021.
Para ilmuwan NASA membuat perkiraan kerusakan yang dialami bumi jika badai matahari berskala masif kembali terjadi.
Menurut laporan mereka, total dampak ekonomi dari badai Matahari tersebut akan melampaui 1.45 triliun poundsterling atau senilai Rp28.5 kuadriliun dengan dampak per hari sebesar 30 miliar poundsterling atau senilai Rp589 miliar
Pada Awalnya, Badai Matahari akan mengganggu sinyal GPS dan memicu pemadaman radio, membuat dunia dalam keadaan kacau.
Kemudian, ketika sebagian besar bahan Matahari langsung jatuh ke atmosfer, para ahli memperkirakan pemadaman listrik yang meluas akan menonaktifkan hampir semua yang dicolokkan ke stopkontak.
Menurut NASA, badai Matahari bahkan akan menonaktifkan fasilitas dasar seperti toilet karena pemasok air perkotaan bergantung pada pompa listrik.
Baru-baru ini, para peneliti di University of California, Irvine, telah menerbitkan sebuah makalah di mana mereka mengidentifikasi badai Matahari sebagai satu-satunya ancaman terbesar bagi web di seluruh dunia. (bpc2)