BERTUAHPOS.COM — Presiden Prancis Emmanuel Macron berusaha untuk meredam ketegangan dengan Islam. Upaya itu dilakukan dengan melontarkan pernyataan normatif.
“Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan. Saya memahami perasaan yang muncul, saya menghormati mereka,” kata Macron, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, seperti dikutip dari AFP.
Sebelumnya Marcon terkesan bersikap ofesif. Sebab itu pada pernyataannya kali ini berupaya untuk menjelaskan maksud dari pernyataan sebelumnya. Dia mengklaim bahwa apa yang dilakukannya saat ini tidak lepas dari sikap sebagai seorang pemimpin.
Dalam sesi wawancara itu, dia mengatakan bahwa tugasnya sebagai pemimpin menekankan segalanya di tengah situasi yang kalut terhadap berbagai rentetan peristiwa yang terjadi sebelumnya, pasca diterbitkan kembali Karikatur Nabi Muhammad oleh Majalah Charle Hebdo.
“Peran saya adalah menenangkan segalanya. Tapi, di saat yang sama, saya juga melindungi hak-hak orang lain,” ungkapnya. Macron juga mengatakan akan selalu mendukung kebebasan untuk berbicara, menulis, dan berpikir di negaranya.
Salah satu kritikan keras yang diterima Marcon yakni dari Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Sikap Presiden Prancis itu dianggap primitif karena tidak sesuai dengan kaedah bernegara.
Baca: Mahathir Mohamad Sebut Emmanuel Macron Premitif
Mahathir bahkan mengeluarkan pernyataan ‘bahwa umat Islam punya hak untuk membunuh jutaan orang Prancis’ atas peristiwa masa lalu. “Hanya saja, Islam belum memberlakukan hukum ‘mata di balas mata’,” ujar Mahathir dalam akun twitter resminya beberapa waktu lalu.
Baca: Indonesia Kecam Aksi Kekerasan di Prancis dan Serukan Toleransi Beragama
Presiden Indonesia Joko Widodo juga sudah memberikan sikap terhadap peristiwa ini. Jokowi lebih mengedepankan toleransi dalam beragama, sebagai wujud kebersamaan dan perdamaian dunia, saat berpidato dalam siaran persnya kemarin. (bpc2)