BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ahli sejarah dan ahli nasab sepakat bahwa bagian nasab Rasulullah SAW terbagi atas tiga bagian.
Pertama, adalah nasab dari Muhammad SAW sampai ke Adnan. Nasabnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Kakek Rasulullah, Abdul Muthalib nama aslinya adalah Syaibah bin Hasyim. Ayah Syaibah, Hasyim, nama aslinya adalah Amr bin Abdu Manaf. Nama asli Abdu Manaf adalah al-Mughirah bin Qushay.
Qushay sendiri bernama asli Zaid bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr (yang dijuluki Quraisy, yang menjadi nama kaum di Mekkah), bin Malik, bin Nadhar (yang bernama asli Qais), bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah (bernama asli Amir), bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.
Kemudian, nasab kedua yang bermula dari Adnan sampai ke Ibrahim as. Namun, ahli sejarah dan ahli nasab masih silang pendapat soal nasab kedua ini. Ada juga ahli nasab yang memilih tak membahasnya. Bahkan, sampai ada 30 macam pendapat dalam menentukan garis nasab kedua Rasulullah SAW ini. Hanya saja, semua sepakat bahwa Adnan adalah keturunan Ismail as.
Nasab Adnan bermula dari Adnan bin Hanaisa’, bin Salaman, bin Aus, bin Bauz, bin Qumwal, bin Ubay, bin Awwam, bin Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yadhaf, bin Thabikh, bin Jahim, bin Nahisy, bin Makhi, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Da’a, bin Hamdan, bin Sinbar, bin Yastrib, bin Yahzan, bin Yalhan, bin Ar’awi, bin Aidh, bin Daisyan, bin Aishar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahits, bin Zarih, bin Sumay, bin Muzay, bin Iwadhah, bin Iram, bin Qaidar, bin Ismail as, bin Ibrahim as.
Terakhir, ada nasab ketiga, yang bermula dari Ibahim as sampai ke Adam as. Nasab ini bermula dari Ibrahim as, bin Tarah (nama aslinya Azar), bin Nahur, bin Saru’, bin Ra’u, bin Falakh, bin Aibar, bin Syalakh, bin Arfakhsyad, bin Sam, bin Nuh as, bin Lamk, bin Matusyalakh, bin Akhnukh (Idris as), bin Yard, bin Mahla’il, bin Qainan, bin Anusy, bin Syits, bin Adam as. (bpc4)
Disadur dari buku Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, ar-Rahiq al-Makhtum Sirah Nabawiyah, terbitan Qisthi press, 2018