BERTUAHPOS.COM, (BPC) SIAK – Keberadaan Istana Siak menjadi suatu tujuan yang paling dicari wisatawan yang ingin berlibur ke kota Siak. Selain Istana yang berdiri kokoh di jalan Sultan Syarif Kasim peninggalan lain juga terdapat di Siak Sri Indrapura, yakni peninggalan Kolonial Belanda. Situs Tangsi Belanda ini terletak di desa Benteng Hulu, Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. Jarak yang harus ditempuh sekitar 4 Km dari bundaran sebelum jembatan Tengku Agung Sultana Latifah. Sayangnya saat ini kondisi Tangsi tersebut sangat memprihatinkan. Hal ini menyebabkan berbagai opini negatif muncul dari kalangan masyarakat sekitar yang terkesan peninggalan Belanda itu diabaikan oleh pemerintah setempat.
Seperti yang dituturkan oleh warga yang berada dekat bangunan Tangsi. “Tangsi itu udah ratusan tahun, tapi sayang keberadaanya tidak terurus dan tidak dimanfaatkan,”ujarnya Marni kepada bertuahpos. Ia juga menambahkan situasi Tangsi ini pun semakin horor dimalam hari,”kalo malam-malam jadi serem mbak, apalagi sekarang ga terawat gitu kondisinya,”tambahnya. Pantauan bertuahpos kondisi jendela yang sudah rusak serta atap genteng yang sudah rapuh berguguran secara perlahan membuat suasana semakin mencekam, coretan spidol di dinding serta rumput-rumput yang tumbuh di sekitaran dinding banguanan dan kayu-kayu rapuh bekas tangga pun terlihat berantakan di dalam gedung menambah suasana horor semakin tampak.
Disisi lain Siak kini mengalami perkembangan yang pesat dari sisi pembangunan kota. (Baca juga: Fantastis… Harga Atap Gedung Daerah Sampai Milyaran). Maka masyarakat juga mengharapkan adanya pemanfaatan terhadap bangunan-bangunan yang telah lama tak terpakai. Salah satu bangunan yang diharapkan untuk bisa dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung disiak yakni Tangsi belanda yang terdapat di kecamatan mempura.
“Di sini juga ada peninggalan sejarah, tapi sayang keberadaannya tidak dimanfaatkan, padahal kalo pemerintah serius dalam merawat serta mengelola Tangsi ini bisa jadi objek wisata, jadi bisa nambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Siak,”ungkapnya.
Tangsi Belanda merupakan komplek bangunan yang dulunya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pertahananan belanda. Situs Tangsi Belanda termasuk dalam kawasan perkotaan namun posisinya berada disebrang komplek kota Siak dimana sungai Siak sebagai pembatas. Akses menuju kesitus cukup mudah bisa dilalui dengan jalur darat maupun jalan air. Lokasi situs ini pun mudah dicari, karena bangunan tepat berada dipinggir sungai siak bisa di lihat dari WFC.
Pasalnya, tangsi Belanda ini sebelumnya sudah pernah direnovasi, namun hanya satu gedung. “Dulu udah pernah direnovasi mbak karena belum dimanfaatkan bangunannya mengalami kerusakan lagi,”katanya. Ia juga menambahkan jika tangsi ini dimanfaatkan dan dikelola dengan serius tangsi akan menjadi wisata favorit,” jika dikelola dengan baik dan dirawat ini bisa menjadi minat wisatawan untuk berkunjung kesiak,”tuturnya.
Disisi lain hal senada juga diungkapkan ketua komisi 1 Sujarwo, pasalnya ia juga merupakan warga mempura merasa prihatin dengan kondisi tangsi Belanda tersebut,”saya juga prihatin dengan kondisi sekarang, tangsi itukan merupakan cagar Budaya yang pengelolanya ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, jika kita selaku pemerintah daerah, harus koordinasi dulu dengan pusat, bila ingin menangani Tangsi tersebut, dengan ini akan diupayakan dalam hal itu” ungkapnya (05/02/2016).
Untuk saat ini Warga Mempura terus bertanya-tanya, pemerintah Daerah telah merenovasi bangunan Tangsi tersebut, yang telah menggunakan APBD tidak melanjutkannya kembali, sementara Gedung-gedung terus dibangun diarea kota saja, sehingga untuk daerah mempura terkesan terabaikan. “Bangunan hanya terfokus kesebelah sana saja, disini yang jelas-jelas ada situs nya terabaikan,”pungkas warga.(Ely)