BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Siapa yang tidak mengenal Abah Burger. Bagi anda pecinta burger tentu tidak asing dengan nama tersebut, apalagi kalau bukan dari kelezatan burgernya.
Bagaimana tidak, kuliner yang sudah hadir sejak tahun 2010 ini selalu memanjakan pecinta kuliner dengan sajian khasnya. Yakni burger. Bertuahpos.com mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang seputar sejarah dari Abah Burger. Langsung dari Manager Operasionalnya, Ridwan, bercerita awal mula berkembangnya bisnis kuliner satu ini.
“Pertama Abah Burger ada di jalan Teratai. Tepat pada tahun 2010. Saat itu langsung membuka 5 outlet,” ungkapnya, Selasa (22/11/2016).
Kelima outlet tersebut diantaranya berada di Harapan Raya, Gobah, Setia Budi, Jalan Kayu Manis dan Jalan Teratai .”Setelah berjalan hampir 2 tahunan, di 2012 hanya konsentrasi di jalan Kayu Manis dan jalan Teratai,” katanya.
Dan akhirnya, setelah berjalannya waktu, pada 2014 outlet jalan Teratai pindah ke jalan Dahlia. “Dikarenakan ada beberapa sebab, outlet di Teratai pindah ke Dahlia. Dan saat ini yang masih jalan hanya 2 outlet. Jalan Kayu Manis dan jalan Dahlia,” jelasnya.
Mengulik tentang awal mulanya ada Abah Burger ini, diawali dengan sang owner yang sering nongkrong di Cafe. Dan terbesitlah keinginan untuk membuka cafe. Setelah mencari ide untuk menu yang akan dijajak, keputusan akhir tertuju ke Burger.
“Owner kita ingin mencari menu yang kira-kira lain dari yang lain. Pada saat itu ya, dan kebetulan burger masih jarang di Pekanbaru. Setelah sharing ke sahabat, mengusulkan untuk membawa burger menjadi ciri khas di Pekanbaru,” paparnya.
Setelah beberapa uji coba, Abah Burger siap untuk dinikmti para pecintanya. “Terlebih dahulu kita tetap survey, mulai dari bahan, pengolahan, rasa sampai penyajian. Setelah mantap, baru kita berani jual,” lanjutnya.
Tidak heran lagi jika Abah Burger sampai detik ini tetap bertahan dan terus memaksimalkan kepuasan para pecintanya. Dengan segmentasi semua kalangan, Abah Burger berhasil menggaet pangsa pasar dalam segi kuliner di kota Bertuah ini.
Penulis: Dilla