BERTUAHPOS.COM (BPC), BAGANSIAPIAPI – Harta merupakan segala sesuatu yang membantu dan bermanfaat dalam setiap aktivitas manusia baik dalam bentuk barang seperti uang, kendaraan dan lainnya.Â
Setiap makhluk hidup terutama manusia pasti membutuhkan harta dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga dapat bersosialisasi dengan baik pada lingkungan sekitarnya. Namun, bagaimana Islam memandang terhadap harta yang diperoleh di dunia. Semuanya telah diatur oleh Allah Ta’ala dalam Al-Quran dan juga melalui hadis Nabi Muhammad terhadap pengelolaan harta yang baik.Â
Pada dasarnya, Islam tidak pernah melarang manusia untuk menjadi kaya dengan harta berlimpah. Kita mungkin tahu bagaimana Abdurrahman bin Auf seorang saudagar kaya pada masa Nabi Muhammad yang bahkan kapaknya sendiri terbuat dari emas, belum lagi sahabat nabi lainnya seperti Umar, Abu Bakar dan Ustman yang bahkan hingga hari ini kekayaannya masih ada dan tercatat atas nama Ustman di Bank Arab Saudi. Ini mengindikasikan bahwa tidak ada larangan menjadi kaya, karena pada dasarnya sahabat nabi pun memiliki harta yang jauh berlimpah bahkan jika dibandingkan dengan kekayaan orang sekarang.Â
Hanya saja, dalam Islam, harta dan kekayaan yang dimiliki hendaknya selalu berorientasi kepada Allah Ta’ala dan sebagai investasi di akhirat. Seperti yang diungkapkan oleh Ustaz Juliansyah di Masjid Agung Al-Ikhlas, Bagansiapiapi.Â
“Tidak ada larangan manusia menjadi kaya, yang dilarang adalah ketika kekayaannya menyebabkan ia lalai dari Allah, bukankah sahabat nabi merupakan orang kaya pada umumnya. Oleh sebab itu, perlu bagi kita sebagai muslim menjadikan harta dan kekayaan kita orientasi kepada Allah, itulah yang membedakan orang kaya muslim dan kaya tapi non – muslim,” ujarnya
Dengan orientasi menjadikan kekayaan kepada Allah, maka otomatis setiap muslim akan berpikir bagaimana kekayaannya bisa membawa manfaat bagi lingkungannya, tidak hanya menjadikan diri kaya, namun juga membawa kesejahteraan masyarakat sekitar dengan kekayaannya hingga akhirnya harta tersebut menjadi investasi di akhirat.Â
Baca:Â Rasulullah Contoh Sempurna di Segala Bidang
Dalam Islam, konsep harta terbagi 3 yakni :
1. Harta merupakan titipan, bukan kepemilikan pribadi. Oleh sebab itu, orang yang menjadikan dari awal hartanya berorientasi pada Allah, ia tidak akan duka mendalam jika suatu saat hartanya diambil kembali oleh pemiliknya.Â
2. Harta sebaga sarana kehidupan, bukan tujuan kehidupan. Harta hanya membantu dalam proses kita menjalani hidup, sehingga kita terhindar dari segala macam hal yang menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh harta.Â
3. Harta sebagai katalisator (jembatan) menuju surga. Harta yang dimiliki merupakan jembatan dan investasi yang akan digunakan nantinya ketika di akhirat. (bpc12)