BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hartono, Owner Toko Buku Zanafa selalu terngiang-ngiang pesan sang ibunda tercinta, saat dia masih kecil. “Kualitas hidup, tergantung sejauh mana dirinya berguna bagi orang lain,” kenangnya.
Kalimat itulah yang juga mengantarkannya pada kesuksesan saat ini. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (Faste) ini bisa memiliki dan mengelola sebuah toko buku yang besar dan lengkap di Riau.
Melalui usahanya Toko Buku Zanafa, ia berhasil mengumpulkan lebih dari 53 ribu koleksi judul buku. Usahanya juga terus dikembangkan melalui jalur online dan offline.
Secara online, tokonya berkembang melalui situs www.zanafa.com. Sedangkan melalui jalur offline, Hartono telah membangun dua toko buku. Ia memilih lokasi di Kompleks Metropolitan City (Giant Panam) dan di Simpang Tiga, Pekanbaru. Dari bisnis gudang ilmunya ini, omset dalam sehari rata-rata mencapai Rp 10 sampai Rp 30 juta.
Keberhasilan Hartono bukanlah keberhasilan yang instan. Karena ia merintis dari nol dan sempat jatuh bangun di usaha-usaha yang lain.
Ia pun mesti melewati tantangan yang tidak sedikit. Sejak kembali dari pendidikan S2, Hartono sudah berencana membuka usaha di Pekanbaru. Awalnya ingin buka toko komputer, sebab ia punya pengalaman membuka usaha itu kala masih kuliah di S2 di UNJ. Ini juga sesuai dengan disiplin ilmunya yaitu ilmu komputer di STTKOM. Namun usaha ini tak berjalan dengan baik.
Hartono mulai memutar otak dan menemukan ide untuk menyediakan sebuah toko buku yang lengkap di Kecamatan Tampan, Panam. Hasil surveinya, kawasan ini memiliki dua Universitas Negeri dan beberapa perguruan tinggi swasta. Namun masih minim toko buku yang lengkap.
Mulailah ia merintis toko buku dengan konsep toko buku diskon. Konsep ini ditirunya dari konsep yang diterapkan Sosial Agency Baru (SAB) Yogyakarta, Toga Mas, dan sebagainya.
“Zanafa mencoba membuat konsep toko buku diskon semua buku dengan harga penerbit. Karena selama ini konsep diskon yang berkembang di masyarakat adalah barang dinaikkan dulu baru didiskon. Zanafa ingin mematahkan pandangan seperti itu, bahwa diskon toko buku zanafa adalah diskon yang sesungguhnya dengan tidak menaikkan harga buku,” ujarnya.
Nama Zanafa dijadikan nama toko. Zanafa tidak punya arti khusus, karena nama itu diambil dari nama putra-putri saya, yakni Zaki (Ahmad Zaki), Nada (Nada Fitria) dan Fahma (Fahma Zakiyah). “Pertamanya Fanaza, merunut dari anak yang paling tua. Namun setelah dipikir lagi, lelaki harus jadi pemimpin makanya dibalik, Zakinya di depan,” sebutnya seraya tersenyum.
Untuk mendukung permodalan, Hartono menjual rumah yang dimilikinya di kawasan Rajawali. Lalu ia dan istrinya tinggal di komplek pertokoan Giant di lantai tiga. Sedangkan lantai satu dan dua digunakan sebagai penjualan buku. “Tidak masalah (tinggal di toko), syukur istri saya selalu mendukung apa yang saya buat,” sebutnya.
Kepada bertuahpos.com, ia mengaku sempat kewalahan untuk menggaet penerbit-penerbit untuk bekerjasama. “Namanya baru, ada juga yang menolak, tapi saya coba yakinkan bisnis plan saya dan akhirnya ada juga (penerbit) yang ikut walau pun hanya memberikan diskon kecil,” sebutnya.
Setelah semua selesai, dirinya sempat digaluti rasa bimbang. “Saya sempat ragu, bagaimana bisa memenuhi rak-rak yang begitu luas di dalam toko,” ceritanya. Dan syukur kawan-kawan penerbit memberikan suport, ke Hartono bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan. “Tenang saja Pak, nanti tiga tahun lagi bapak akan berpikir bagaimana caranya memperluas ruang ruko ini,” tirunya.
Â
Benar saja, dengan konsep toko buku diskon, dan pelayanan yang baik, Toko buku Zanafa yang dibuka secara resmi tanggal 15 Mei 2009 semakin ramai pengunjung. Bahkan kini Zanafa memiliki lebih dari 53.000 judul buku dari 300 lebih penerbit. Dengan menyematkan motto “Bersama Mencerdaskan Anak Bangsa dirinya berharap kehadiran Zanafa bisa membantu banyak orang. “Karena kualitas hidup, dinilai sejauh mana
dirinya berguna bagi orang lain,” tutupnya. (riki)