BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim kebingungan ketika ditanyakan hari ini masyarakat mengatasnamakan Sakai, kembali turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa.
“Saya bingung juga, kok mereka demo lagi,” kata Wan Thamrin Hasyim saat ditemui usai penetapan status siaga darurat Karhutla di Kantor Gubernur Riau, Senin (19/2/2018) di Pekanbaru kepada bertuahpos.com.
Dia menambahkan, sebelum ini, dia bersama dengan petinggi Pemprov Riau termasuk Dinas Perkebunan Provinsi Riau Ferry HC, dan Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi sendiri, bahwa masalah ini sebenarnya sudah selesai.
Ditambahkannya, ada masyarakat yang mengatasnamakan masyarakat Sakai melakukan audiensi untuk menyelesaikan masalah ini. Dan ketika itu, kata dia sudah ditemukan kesepakatan. Termasuk pihak perusahaan yang mereka tuntut juga sudah menemukan titik kesepakatan.
“Kalau menurut saya, ini ada 2 kelompok yang berbeda. Kelompok mengatasnamakan warga Sakai yang datang audiensi pertama dengan Pemprov sudah selesai masalahnya. Rapatnya kemarin di kediaman. Dah selesai, dah. Dah ok bagai,” sambungnya.
Dia menceritakan, bahwa PT IVO Mas yang mereka tuntut sebelumnya juga setuju untuk ditanam masyarakat. Namun malah muncul kelompok baru dan mengklaim masyarakat setempat.
“Tiba-tiba datang lagi kelompok yang sama. Katanya yang sebelumnya tak benar, dan menyatakan kalau mereka lah kelompok yang benar. Mereka saling mengklaim. Kan tak mungkin kami cek KTP-nya, KTP pun tak ada sebut tentang suku apa,” katanya.
“Kalau mereka terus memaksa untuk demo, silahkan saja lah. Itu kan hak mereka juga,” sambungnya.
Baca:Â Setelah Polda dan Kantor Gubernur, Giliran Kantor DPRD Riau yang Digeruduk Massa Masyarakat Sakai
Wan Thamrin Hasyim menjelaskan, sikap Pemprov Riau sendiri terhadap tuntutan masyarakat Sakai ini, adalah memberikan ruang seluasnya untuk mereka menyampaikan apresiasi. Terlepas dari berbagai kepentingan, jika memang tuntukan mereka itu menjadi hak masyarakat, silahkan diperjuangkan.
“Kalau memang itu sudah menjadi hak mereka, ya silahkan dan harus diberikan hak mereka. Kalau yang pertama itu PT. IVO Mas memberikan lahan sekitar 3000 hektare dan siap untuk ditanam. Tapi yang kelompok kedua mereka datang lagi. Saya dengar makin banyak pulak,” sambungnya. (bpc3)