BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Indonesia itu punya nilai kepercayaan yang kaya. Walau kadang sulit diterima akal, namun mitologi itu disakralkan dan dihormati.
Siapa yang tidak tahu dengan mitos Sangkuriang dalam kehidupan Sunda, Jawa Barat. Kisah ini bahkan seringkali dipertontonkan di televisi.Â
Mengutip dari buku: Gatoloco, dan Sakralitas Yoni, oleh pemerihati sejarah Indonesia, Djoko Suud Sukahar, bahwa dalam mitos Sangkuriang, subyek dari ‘sakralitas vagina’ itu tidak anak sendiri tetapi satwa (hewan).Â
Dayang Sumbi rela menyerahkan yoninya (kesuciannya), untuk dibuahi Sagopi (nama anjing), anjing piaraannya, hanya karena hewan itu melaksanakan nazarnya.Â
“Dari perkawinan itu lahirlah Sangkuriang yang kemudian diusir dari rumah karena membunuh anjing yang tidak diketahui bahwa dia adalah bapaknya,” tulisnya dalam buku itu.Â
Jika ‘cara’ Toar dan Lumimuut membenarkan problem ‘Oedipus Compleks’ dengan sarana tongkat, maka Dayang Sumbi memakai pola Abiyasa. Sagopi bukan anjing biasa. Dia satwa jelmaan dewa. Untuk itu jika ini dikembalikan pada ‘kepercayaan’, maka yang terjadi memang harus terjadi. Sudah takdir.
Baca:Â Asal Suku Minahasa Itu Hasil Hubungan Ibu dan Anak
“Telisik ‘asal’ sakralitas vagina macam ini memang diyakini berasal dari India. Secara apologia, di negeri itu kuil disebut sebagai ghra garba, rumah yang disucikan. Dalam pembangunannya, master kuil itu berdasar lukisan perempuan. Posisinya duduk menekuk dua kaki, dengan penekanan bagian terlarang dilukis transparan,” tuturnya. (bpc3)