BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ketika zaman teknologi informasi menjadi penggerak kinerja sumber daya manusia dan industri di segala bidang. Maka perpustakaan sebagai ruang baca kekinian, juga harus segera didigitalisasi.
Demi kemudahan yang diberikan pada mahasiswa, pegawai, dan dosen, Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak Pekanbaru tentu harus bisa menjadi motor penggerak di Riau, untuk bidang ini.
Hadira, seorang dosen Ilmu Perpustakaan yang juga alumni FIB Unilak mengatakan, proses digitalisasi skripsi di perpustakaan Unilak memang sudah dimulai semenjak 2018. Namun, baru kemudian dimulai lagi pada pertengahan 2019 sampai 2020.
“Skripsi yang ada softfile-nya kita prioritaskan didigitalisasi terlebih dahulu. Proses ini disebut dengan digitalisasi karya ilmiah. Atau pengalihan bentuk-bentuk tercetak ke media digital,” kata Hadira, di sela-sela kunjungan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Budaya (IKA-FIB) Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru belum lama ini.
“Ini akan banyak manfaatnya, pertama jumlah skripsi yang banyak menumpuk di ruang penyimpanan berkurang, kedua karya tulis ilmiah mahasiswa berupa skripsi akan terus terjaga dan tersimpan dengan baik dalam bentuk digital, agar bisa diakses. Ditambah pula Pemustaka bisa mengakses layanan melalui web ataupun langsung ke repository (media penyimpanan soft data) Unilak,” kata Hadira meyakinkan.
Dasar Hukum
Dalam UU No 43 tahun 2007 tentang perpustakan, pada pasal 24 ayat 3, menyebutkan perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Kemudian, PP RI no 24 tahun 2014 tentang pelaksnaan UU tersebut, pasal 15 menyebutkan pengolahan koleksi perpustakaan harus dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
“Payung hukum sudah diatur, pelaksanaan pun sedang dijalankan, sehingga skripsi dan thesis akan terus dihargai dan terjaga dengan digitalisasi demi kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Irwan Yuliadi, salah seorang alumni Ilmu Perpustakaan FIB Unilak.
“Tentu ini harus sabar dan bertahap karena tenaga teknis masih terbatas. Rektor harus memprioritaskan hal ini, dan menambah anggaran untuk staf, peralatan digitalisasi, dan koleksi perpustakaannya. Sehingga perpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian integral kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana sesuai tujuan,” pesan Irwan. (bpc5)