BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ekonomi Riau masih diproyeksikan akan tumbuh melambat hingga tutup tahun 2019. Hal ini lantaran sektor Migas dan pertambangan masih memberikan andil besar terhadap perekonomian daerah.
“Di sisi lain kedua sektor ini tidak bisa menjadi tumpuan di tengah dinamika pasar komoditas global yang sejak awal tidak begitu menggembirakan,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau Decymus, di Pekanbaru, Selasa, 29 Oktober 2019.
Decymus menjelaskan, di tengah kondisi ini memang perlu dipersiapkan strategi khusus agar pertumbuhan ekonomi daerah tetap bisa tumbuh, bertahan serta memiliki daya ungkit yang baik. Setidaknya ada 2 strategi yang bisa dilakukan untuk mewujudkan itu.
Strategi pertama adalah mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mempunyai angka pengganda nilai tambah tinggi, terutama perdagangan besar, eceran, dan reparasi, real estate, tambang lainnya (termasuk pertambangan rakyat); dan perikanan.
Kedua, yakni dengan mengoptimalkan sektor-sektor unggulan yang sudah ada melalui kebijakan hilirisasi. Strategi hilirisasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu, hilirisasi meningkatkan nilai tambah untuk pasar ekspor serta hilirisasi untuk meningkatkan penyerapan pasar domestik seperti biodiesel.
“Hilirisasi yang penting untuk didorong di Provinsi Riau adalah hilirisasi industri berbasis kelapa sawit. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya ketergantungan perekonomian Riau terhadap SDA berbasis kelapa sawit serta tingginya persentase masyarakat yang bekerja pada sektor tersebut (>40%),” jelasnya. (bpc3)