BERTUAHPOS.COM (BPC) – Warga Jerman, Jurgen Kantner dipenggal kepalanya. Itu setelah negosiasi tebusan sebesar 30 juta Euro (Rp 7,9 miliar) gagal disepakati. Akhirnya Minggu kemarin kelompok Abu Sayyaaf ini mengeksekusi laki-laki itu.
Nasib nahas itu kini benar-benar terjadi pada Jurgen Kantner. Delapan tahun lalu, dia lolos dari maut, setelah disandera bajak laut Somalia. Setelah selama 58 hari dia mengalami penderitaan, akhirnya dia terbebas dari penyanderaan.
Namun di tangan kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf ini, nasibnya tidak sebaik saat disandera perompak Somalia. Itu karena negosiasi tebusan senilai 30 juta peso (Rp7,9 miliar) gagal disepakati.
Maka di hari Minggu, (26/2/2017) kemarin, nyawa Jurgen tidak terselamatkan. Dia dieksekusi mati.
“ Meski upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak dan pasukan keamanan, saya menerima laporan mengenai dugaan pemenggalan korban penculikan asal Jerman di Sulu pada Minggu sore,†kata Penasihat Perdamaian Presiden Filipina yang juga Ketua Tim Perunding, Jesus Dureza,pada Straits Times, Senin (27/2/2017).
Â
Menurut Dureza, pihaknya sudah mendengar tentang eksekusi itu. Namun dengan jujur dia mengatakan, bahwa konfirmasi mengenai kabar ini masih diupayakan.
Â
Menurut polisi, Kantner dieksekusi pada Minggu 26 Februari pukul 15.30 waktu setempat di Distrik Buanza, Kota Indanan, Provinsi Sulu. Jurgen dipenggal kepalanya oleh kelompok militan pimpinan Muammar Askali alias Abu Rami.
Warga Jerman itu, Kantner dan istrinya, Sabine Metz, diculik Abu Sayyaf ketika mereka berlayar di wilayah berbahaya di perairan Filipina. Sabine Metz ditemukan tewas di kapal pesiar mereka, The Rockall, pada November 2016. Dia diduga mencoba melawan para penculik dengan menggunakan shortgun. (jss)