BERTUAHPOS.COM, PEKANBARUÂ – Ide bisnis jamur tiram yang dijalani Irfan (28) berawal dari banyaknya limbah serbuk kayu di sekitar tempat tinggalnya. Ia pun berpikir untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Dan berbekal pengalaman membantu budidaya jamur saat tinggal di Jawa, Irfan pun mengolah limbah tersebut menjadi media tanam (baglog) jamur.
Â
Kepada bertuahpos.com Irfan bercerita sudah menekuni usaha budidaya jamur tiram sejak tiga tahun lalu. Sebenarnya sudah mulai merintis sejak 2007, tapi belum fokus karena masih memiliki profesi lain. Namun seiring waktu berjalan, Irfan merasa tak lagi menyenangi profesinya itu dan memutuskan untuk fokus mengurus jamur tiramnya. Meskipun ia harus mulai merogoh kocek agak dalam.
Â
“Modal awal memang cukup besar. Yaitu modal untuk pengadaan lahan membuat kumbung saja. Sekitar Rp 70 juta harus dikeluarkan untuk membuka usaha ini,” ujarnya. Ia membuat kumbung berukuran 8×20 meter.Â
Â
Membudidayakan jamur tiram memang tidak sulit, namun tetap saja ada kendala yang dialami. Dari ribuan baglog yang dimilikinya, ternyata tidak semua bibit jamur tiram tumbuh. Tapi ia tak patah arang. Ia mencoba terus dan evaluasi penyebab kegagalan.
Â
“Saya coba terus dan evaluasi apa penyebabnya. Ternyata media tanamnya kurang steril sehingga ditumbuhi jamur liar,” sebutnya.
Â
Selain gagal tumbuh, ia juga mengaku kesulitan di awal pemasarkan jamur. Hal itu dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang kelezatan dan manfaat jamur tiram masih kurang. Akhirnya pemasaran hanya dilakukan dari mulut ke mulut.Â
Â
Sekarang, usaha budidaya jamur tiramnya sudah beroperasi dengan lancar. Irfan memiliki omset antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta dari penjualan jamur segar, media tanam, dan pembibitan. Tentunya ia berharap usaha ini terus maju. Karena pasar jamur tiram masih terbuka lebar.Â
Â
Saat ini lelaki lajang ini aktif mengisi seminar terkait budidaya jamur tiram. Baginya selain bisa membagi ilmu juga sekaligus mempopulerkan Jamur Tiram sebagai panganan yang sehat dan lezat.
Â
Di usia yang masih terbilang muda, Irfan berhasil membuka lapangan kerja sendiri. “Selagi muda jika ada peluang kenapa tidak membuka usaha. Apa lagi bidang usaha yang disukai. Kebetulan saya juga pengemar jamur,” jelasnya.
Â
Selain itu dengan berbudidaya jamur tiram, Irfan bisa mengurangi limbah di sekitar. “Ya, seperti serbuk kayu itu. Dari pada dibakar lebih baik kita yang ambil, dan yang punya senang karena limbahnya berkurang,” tambahnya.
 (riki)