BERTUAHPOS.COM — Penduduk bumi diperkirakan mencapai 10 miliar orang pada tahun 2025. Peningkatan jumlah penduduk ini membawa dampak signifikan terhadap kebutuhan produksi pangan.
Menurut Suyatno, Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Peternakan BRIN, produksi pangan harus meningkat hingga 70% dari saat ini guna memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah.
Selain peningkatan jumlah penduduk, ada pula perubahan pola konsumsi, khususnya pada daging dan makanan olahan.
“Pada tahun 1997-1999 konsumsi daging per kapita sekitar 36,4 kg, dan diperkirakan akan naik menjadi 45,3 kg per kapita pada 2030,” ungkap Suyatno.
Tantangan Produksi Pangan dan Faktor Pembatas
Kondisi bumi saat ini menghadapi banyak faktor pembatas yang dapat menghambat produksi pangan, seperti perubahan iklim yang menjadi isu global.
“Jika produksi pangan tidak meningkat, maka diperkirakan akan ada 700 juta penduduk yang rentan terhadap kemiskinan, kekurangan nutrisi, dan defisiensi gizi,” jelasnya.
Faktor-faktor lain yang juga menjadi hambatan produksi pangan, terutama pangan asal hewan, adalah alih fungsi lahan dan perubahan iklim.
Untuk mengatasi ini, diperlukan pendekatan teknologi dalam meningkatkan produksi pangan, seperti hydroponics, algae feedstock, bioplastics, seawater farming, dan teknik mengubah gurun menjadi lahan pertanian.
Pengembangan Teknologi Produksi Pangan
Suyatno menjelaskan, banyak penelitian di laboratorium mulai diarahkan untuk produksi massal. Tantangan dalam produksi pangan di laboratorium antara lain keterbatasan infrastruktur, pendanaan, serta persepsi dan penerimaan publik.
“Dengan penerapan teknologi baru, ada peluang untuk meningkatkan kesehatan, produktivitas ternak, serta ketahanan pangan,” ujarnya.
Ada tiga aspek penting dalam meningkatkan produksi pangan hewan: peningkatan mutu genetik, teknologi reproduksi, dan nutrisi.
Peningkatan mutu genetik dilakukan melalui proses breeding, sedangkan teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan dan transfer embrio diterapkan untuk mempercepat perbaikan genetik ternak.
Di sisi lain, pengembangan pakan hewan yang lebih baik juga turut berperan dalam meningkatkan produktivitas ternak.
Teknik Pembiakan Hewan Berbasis Teknologi
Pendekatan ilmiah dalam pembiakan hewan di laboratorium meliputi manipulasi in vitro, pengeditan genom, dan bioteknologi.
Teknik ini memungkinkan pembiakan hewan dengan sifat unggul dan ketahanan penyakit yang lebih baik.
“Meski demikian, teknik genome editing masih memerlukan kajian mendalam terkait dampaknya pada hewan dan lingkungan,” ujar Suyatno.
Penggunaan teknologi Assisted Reproduction Technology (ART) dan rekayasa genetik telah diterapkan secara umum, meliputi inseminasi buatan, teknologi sexing sperma, dan pemanfaatan teknologi sel punca.
Menurutnya, teknik-teknik tersebut berpotensi meningkatkan efisiensi dan hasil produksi ternak.
Dengan tantangan dan peluang yang ada, inovasi di bidang teknologi pangan dan peternakan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan global serta menjawab kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat.***