BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Terjadinya inflasi pada komoditi beras dan bensin pada Februari 2018, harusnya menjadi warning bagi pemerintah untuk berupaya menekan lonjakan inflasi pada dua komoditi itu.
Sebab beras dan bensin memberikan bobot cukup tinggi terhadap sumbangan inflasi daerah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Aden Gultom, Kamis, 1 Maret 2017.
“Beras dan bensin ini komoditi yang kami khawatirkan. Pada Februari lalu untuk di Riau beras mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan bensin 0,02%. Kondisinya bisa tertekan lantaran komoditi yang bisa menyumbang inflasi, pada Februari lalu ternyata deflasi. Makanya tidak terlalu berpengaruh. Tapi kalau sama-sama inflasi, maka angkanya akan sangat tinggi,” kata Aden Gultom.
Dia menjelaskan, BPS mengitung inflasi terhadap tiga jenis beras yang umum terjual di pasar. Seperti beras dengan kualitas rendah, medium dan premium. Dari tiga jenis beras ini, beras dengan kualitas medium lebih banyak dikonsumsi.
Sementara untuk bahan bakar minyak (BBM), lanjut Aden Gultom, juga sensitif. Isu tentang kebaikan harga BBM belakangan disinyalir menjadi salah satu pemicu inflasi. Termasuk soal harga pertalite yang tinggi di Riau.
“Mudahan ini bisa dikendalikan karena keduanya berdampak luas terhadap inflasi. Empat tahun belakangan Februari Riau selalau deflasi. Ini fenomena yang dipengaruhi pada bulan Januari karena tinggi inflasinya,” tambahnya.
Baca: Februari 2018, Riau Deflasi 0,27 Persen
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat sepanjang Februari 2018 Riau alami deflasi sebesar 0,27 persen. Aden Gultom menjelaskan, penyebab deflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan yakni 0,37 persen.
“Sedangkan Kota Pekanbaru mengalami deflasi sebesar 0,27 persen dan dumai 0,24 persen. Dengan demikian Inflasi Tahun Kalender sebesar 0,29 persen, dan Inflasi Year on Year (Februari 2018 terhadap Februari 2017) sebesar 3,33 persen,” katanya, Kamis, 1 Februari 2018.
Aden menjelaskan, deflasi Riau bulan Februari terjadi karena adanya penurunan harga yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,89 persen, sedangkan enam kelompok pengeluaran m lainnya mengalami inflasi. (bpc3)