BERTUAHPOS.COM — Wabah virus Corona memang menjadi ancaman, tidak hanya China bahkan seluruh dunia. Tanpa terkecuali Ekonomi Indonesia diyakini juga akan terkena dampaknya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ancaman coronavirus terhadap ekonomi Indonesia sangat jelas dan nyata. Virus Corona diperkirakan mampu menyusutkan [kontraksi] ekonomi Indonesia 0,3%-0,6%.
Dia mengatakan, dampak itu secara jelas dan nyata akan memengaruhi Indonesia karena China yang merupakan ekonomi terbesar dunia harus terpukul ekonominya akibat virus tersebut. Ekonomi China diperkirakan akan jatuh hingga 1-2 persen.
“Pengaruh ke Indonesia turunnya 0,3-0,6 persen karena baseline kita 5,02 persen pada 2019, ini cukup signifikan. Dan konsumsi RRT yang turun drastis karena ekonomi maupun mobilitasnya dibatasi,” jelas dia di Jakarta, dikutip Kamis, 20 Februari 2020.
Penurunan ekonomi China tersebut, ditegaskannya, akan memengaruhi ekonomi Indonesia secara langsung karena dari sisi perdagangan dan pariwisata, Indonesia sangat terhubung dengan China. Selain itu, Ekonomi China bahkan berkontribusi 17 persen terhadap ekonomi dunia, sebagaimana mengutip dari VIVAnews.com.
Di sisi lain, China merupakan negara yang juga menjadi penggerak pariwisata dunia, termasuk Indonesia. Sebab, dikatakannya turis dari China saja pada 2019 mencapai 173 juta wisatawan dan 13 persennya mendominasi turis yang datang ke Indonesia.
“Dan monilitasnya di batasi. Maka, permintaan terhadap barang-barang yang dihasilkan Indonesia juga menurun. Misal CPO (crude palm oil) dan batu bara. Ini semua akan merembes ke perekonomian kita yang tentunya harus kita monitor detail dan respons,” tegasnya.
Untuk itu, Sri mengaku telah menyiapkan beberapa langkah guna mengantisipasi virus tersebut. Misalnya, menggelontorkan belanja negara secara besar-besaran pada kuartal I 2020 hingga memberikan insentif di sektor pariwisata dengan cara memberikan insentif untuk travel agent yang mampu membawa wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Kita juga terus koordinasi, BI, OJK agar stabilitas keuangan terjaga dan sinkronisasi policy. Kami formulasikan untuk countercylical dan Gubernur BI tetapkan dari monetary policy, OJK tetapkan policy yang kondusif terhadap keseluruhan kondisi ekonomi,” ujarnya. (bpc3)