BERTUAHPOS.COM, JAKARTA. Rata-rata bursa Asia tak diperdagangkan pada Kamis (25/12) karena libur Natal. Kemarin, indeks Shanghai menguat tajam 3,36% ke level 3.072,54 dan indeks Shenzhen menguat 1,44% ke 1.424,62.
Sementara indeks Nikkei justru anjlok 0,25% ke ke level 17.808,7. Begitu juga bursa Thailand anjlok 1,32% ke level 1.504,89.
Bursa Shenzhen naik tinggi lantaran pemerintah berjanji mendukung ekspor mesin. Akibatnya, yuan juga ikut menguat.
Sementara itu, Nikkei melemah lantaran pemerintahan Jepang akan mengguyur stimulus baru ¥ 3,5 triliun setara dengan US$ 29 miliar. Ini untuk mendorong ekonomi Jepang yang sedang melambat.
Negeri Samurai bahkan menjadikan biaya pinjaman pada lelang pemerintah turun di bawah nol persen. Akibatnya, tak hanya saham yang anjlok, imbal hasil obligasi Jepang tenor 10 tahun juga anjlok.
“Beberapa investor mulai memancing saham setelah koreksi cukup besar pada beberapa hari terakhir,” ujar Wun Kan, Fund Manager Dragon Life Insurance Co di Shanghai, seperti dikutip Bloomberg.
Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf mengatakan, sejatinya bursa Asia cenderung bergerak mendatar. Ini lantaran, sudah mulai kehilangan katalis di tengah libur panjang akhir tahun.
Namun Alwy menilai, masih ada sentimen positif yang mempengaruhi laju bursa Asia, yakni dari Amerika Serikat (AS). “Bursa saham Wall Street terus mencatatkan rekor baru,” terang dia. Hal itu terdorong data-data ekonomi AS yang mencatatkan pertumbuhan.
Seperti, data produk domestik bruto (PDB) AS yang meningkat menjadi 5% di kuartal III 2014, padahal di kuartal sebelumnya PDB AS tercatat 3,9%. Pertumbuhan itu di atas prediksi konsesus 3,4%.
Selain itu ada pengumuman data chain store sales, redbook, house price index, new home sales dan PDB growth rate AS yang positif, membuat bursa saham AS melanjutkan laju di zona hijau. Meski beberapa data lain ada yang mencatatkan pelemahan, tertutup oleh data-data tersebut.
Tak hanya itu, keadaan ekonomi Jepang juga turut mempengaruhi bursa Asia. “Salah satunya, yen yang kembali melemah menjadi sentimen positif,” ujar Alwy.
Ditambah isu perlambatan ekonomi masih membayangi bursa Asia. Ini ditandai ekonomi China yang melambat dan Bank of Japan yang akan menambah stimulus.
Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Capital, menambahkan, investor mulai merealisasikan keuntungan menjelang Natal dan Tahun Baru. Sentimen yang akan datang pada pekan terakhir tahun ini datang dari Jerman, yang akan merilis data penjualan ritel bulan November.
Selain itu pasar juga menanti pengumuman Eropa tentang tingkat suplai uang bulan November yang akan menjadi variabel perhitungan inflasi. Berbagai indikator tersebut akan menggerakan arah bursa Asia dalam sepekan ke depan.
Kendati demikian, ke depan Alwy memproyeksikan, bursa Asia masih akan bergerak flat cenderung naik. Ini karena libur Natal dan Tahun Baru yang membawa pergerakan pasar saham sudah mulai menciut. (Kontan)
Â