BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rencana Pemprov Riau untuk meninggalkan sawit dan lebih menggarap sektor pariwisata, dianggap sebagai langkah yang sulit.
Deputi Kantor BI Perwakilan Riau, Irwan Mulawarman mengatakan, bukan persoalan optimisme semangat untuk mencapai tujuan itu. Tapi lebih kepada kondisi riil ekonomi Riau saat ini.
” Pariwisata di Riau ini sulit untuk menggantikan sawit. Ini bukan sikap pesimis, tapi lebih kepada sikap objektif dalam menghadapi kondisi perekonomian,” katanya, Senin (03/04/2017).
Dia menambahkan, untuk saat ini dominasi sawit sangat kental terhadap perekonomian Riau. Meski fluktuasi CPO di pasar luar negeri masih menghantui. Namun banyak masyarakat Riau yang menggantungkan hidupnya pada komoditi yang satu ini. Selain itu RTRW Riau belum selesai. Selama masalah itu belum tuntas, sawit dan Migas masih jadi andalan perekonomian.
Peran sawit dalam perekonomi Riau sekitar Rp 84,65 triliun atau 18,44%. Ini angka yang sangat besar. Petani sawit di Riau, dianggap lebih sejahtera ketimbang unit usaha perkebunan lain yang dilakukan oleh masyarakat.
Pemerintah boleh berharap dengan sektor komoditi lain dalam menopang perekonomian. Namun dengan catatan sulit untuk meninggal sawit secara utuh.
Baca: Mimpi Riau Lepas Dari Sawit Sulit Terwujud
Sementara di sektor pariwisata yang dicanangkan pemerintah akan butuh waktu lama, untuk bisa direalisasikan. Apalagi melihat sektor penunjang belum memadai.
“Pengembangan sektor pariwisata, apa mungkin dalam waktu cepat. Tidak bisa berubah sekejap itu. Artinya, sawit akan menjadi sumber penopang perekonomian masyarakat, menjelang realisasi pengembangan pariwisata itu tercapai,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama LSPP-LKN, Riyono Gede Trisoko mengakui, meski Riau punya potensi pariwisata besar, namun belum tergarap serius.
“Di Riau ini kalau boleh jujur, dari segi destinasi wisata saja masih jauh dari harapan. Salah satu penyebabnya tentu saja bermasalah dengan SDM-nya,” katanya, Selasa (07/02/2017).
Dia menambahkan proses sertifikasi SDM untuk menggerakkan sektor pariwisata di Riau betul-betul harus terkonsep secara apik. Sebab pengembangan pariwisata sangat berkaitan dan bersentuhan langsung individu. Perlu dilakukan sertifikasi SDM dengan standar nasional sertifikasi itu sendiri.
“Pariwisata itu bisa hidup dan berkembang tergantung dengan cara perilaku orang. Makanya orang yang menjadi pentolan dalam pariwisata ini merupakan pelaku utama, dan SDM-nya harus baik,” tanbahnya.
Namun demikian dia meyakini, bahwa industri pariwisata bisa maju di Riau. Tentunya tidak hanya dengan modal percaya diri semata. Dilakukannya sertifikasi untuk pekerja di sektor pariwisata akan memberi nilai tambah
Penulis: Melba Ferry Fadly