BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Inspektorat Riau Ervandes Fajri kebingungan untuk melakukan audit PT. RAL sebab terkendala data yang tak lengkap. Lebih mengejutkan lagi tentang kepemilikan saham oleh Pemerintah Kabupaten Nias, tapi sejauh ini data pendukung terkait kepemilikan saham tersebut tidak ditemukan.
“Kami tidak temukan data kepemilikan saham oleh Kabupaten Nias, sementara Pemda Nias masuk sebagai salah satu pemegang saham di RAL. Makanya agak sedikit kebingungan kami,” kata Ervandes kepada wartawan, Rabu (31/1/2018).Â
Ervandes mengatakan, terkait soal audit BUMD yang ‘sekarat’ itu masih dilakukan pendalaman baik oleh BPKP, maupun Inspektorat sendiri. Kendalanya saat ini Pemprov Riau tidak bisa membongkar kantor PT. RAL yang kini dipakai sebagai kantor BPBD Riau, pasca kasus ini bersentuhan dengan hukum.Â
“Karena melibatkan banyak pihak, makanya masalah audit ini juga masih dalam proses. Perlu dilakukan pendalaman kembali, terutama terhadap penyertaan modal oleh Pemkab Nias sehingga mereka bisa masuk sebagai salah satu pemegang saham. Sementara datanya tak ada kami temukan,” katanya.Â
Untuk diketahui, PT. Riau Air Line (RAL) mengalami segudang masalah. Pasca perusahaan ini tidak beroperasi lagi, ada banyak aset terbengkalai. Salah satunya bangkai pesawat yang tidak jelas keberadaannya.Â
Baca:Â PT RAL Kehilangan Kepercayaan, Audit BPK Stagnan
RAL salah satu perusahaan penerbangan dengan pemegang saham dominan adalah Pemprov Riau. Namun ada banyak Pemkab yang juga memiliki saham di perusahaan ini. Selain masalah aset, perusahaan ini mempunyai tunggakan hutang ke karyawan dan salah satu perbankan.Â
Sementara itu Kepala Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Riau Dikdik Sadikin menjelaskan, memang masalah RAL masih dalam proses audit. Termasuk beberapa BUMD lain yang kini juga masih dalam tahap audit di BPKP. Seperti SPR dan PT. Riau Petroleum.Â
Sebelumnya Pemprov Riau ingin tujuan akhir dari masalah ini, RAL di pailit-kan saja. Terkait masalah ini, Dikdik belum bisa memberikan komentar banyak sebab semua proses audit masih dalam berlangsung.Â
“Soal dibangkrutkan saja RAL itu, memang kami belum sampai kesana dan masih banyak hal lain yang perlu kami pelajari dulu,” ujarnya. (bpc3)