BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), TEMBILAHAN – Pemkab Inhil mencatat kebutuhan kelapa oleh industri kepala di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) cukup tinggi. Namun masalahnya, fungsi lahan dan air asin menjadi kendala rendahnya produktivitas pohon kelapa. Baik kelapa masyarakat maupun kebun milik perusahaan.Â
Â
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtrin) Inhil Azwar C, kepada bertuahpos.com, Senin (20/11/2017). Ia menyebut, selain itu, soal harga kelapa yang masih rendah, juga menjadi faktor lain yang menyebabkan banyak petani berpindah komoditi.Â
Â
Catatan Pemkab Inhil sendiri sepanjang tahun 2017 kebutuhan kepada di Inhil mencapai 7,6 miliar butir. Itu jumlah kelapa yang dibutuhkan industri kelapa sebagai bahan baku. Dari olahan PT Pulau Sambu saja misalnya, tidak kurang membutuhkan sebanyak 2,8 miliar butir kelapa/tahunnya.Â
Â
“Sedangkan PT Inhil Sari Mas membutuhkan sebanyak 900 juta butir kelapa, PT Coconaco Indonesia membutuhkan sebanyak 500 juta butir kelapa untuk diolah setiap tahunnya,” katanya.Â
Â
Selain itu, untuk PT Riau Sakti Up membutuhkan 600 juta butir kepala per tahun, PT AE Bersaudara 400 juta butir kelapa, PT Kijang Agro 307 juta butir kepala. Dari total keseluruhan itu sebanyak 1,1 miliar butir dibutuhkan untuk produksi minyak. Sementara data kelapa yang diperdagangkan secara illegal sebanyak 1 miliar butir dalam tahun 2017 ini. (bpc14)