BERTUAHPOS.COM, PAYAKUMBUH – Turun naiknya harga komoditi hasil bumi ditingkat petani terus terjadi. Saat harga naik, petani bisa tersenyum manis, bila harga turun petani seakan tak berdaya.Â
Sabtu, 7 April 2018 sejumlah harga komoditi bernilai ekspor seperti Pinang, Kakao, Kemiri, Kopi, Ambalau dan Gambir, di Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota) sejak sepekan terakhir cenderung bergerak turun.Â
Beberapa komoditi saling mempengaruhi turunnya harga jual ditingkat petani, seperti turunnya harga Gambir berpengaruh terhadap turunnya harga Pinang, Kemiri dan sejumlah komoditi lainnya. Sedangkan untuk komoditi Kakao memang saat ini mulai bergerak turun dari harga 31 ribu perkilogram kini turun menjadi 29-30 ribu perkilonya.Â
Sementara harga Pinang dari 14 ribu perkilogram kini petani hanya menjual 7000 ribu rupiah perkilogram. Untuk Kopra saat ini hanya 5000 perkilogram, Kopi 25 ribu perkilogram, Ambalau 40 ribu perkilogram, dan Kemiri 6000 perkilonya.
“Memang saat ini harga hasil bumi sedikit turun dibanding sebelumnya. Beberapa jenis komoditi ikut turun bila harga Gambir turun, seperti pinang. Untuk saat ini hasil bumi jenis Kakao yang banyak dijual petani, bahkan satu Minggu kita bisa menampung mencapai 1 ton,” sebut pemilik usaha dagang hasil bumi Da Nono, melalui anaknya Sintia Rahayu, diwarungnya di Jalan Syuhada’ Kota Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat, kemarin kepada wartawan.Â
Turun dan naiknya harga disebutkan Sintia Rahayu, dipengaruhi oleh tinggi dan rendahnya permintaan. Bila permintaan banyak, maka secara otomatis harga akan naik, begitupun sebaliknya. Kemudian juga dipengaruhi oleh ketersediaan barang dipasaran.Â
Untuk Luak Limo Puluah saat ini termasuk daerah penghasil Kakao dan sejumlah rempah-rempah hasil bumi lainnya. Sehingga, bila tiba musim Kakao maka pasar rempah-rempah hasil bumi akan dibanjiri Kakao atau disebut masyarakat petani dengan sebutan coklat.Â
Mudahnya bercocok tanam Kakao dengan jangka waktu panen lebih cepat dibanding dengan jenis rempah-rempah hasil bumi lainnya, mendorong masyarakat untuk menanam meski hanya disekitar pekarangan rumah.Â
Ditambah geografis dan iklim di Luak Limo Puluah sangat cocok dengan tanaman jenis kakao. Sehingga masyarakat petani penghasil rempah-rempah, lebih memilih bercocok tanam Kakao. Sebab, masa Penen cepat, proses panen sampai dijual cepat dan mudah, juga didukung dengan harga jual yang lumayan tinggi.Â
“Saat ini memang kami banyak yang beralih menanam coklat dibanding dengan Kulit Manis atau Cengkeh dan Pinang. Disamping masa panen cepat, pengurusannya tidak ribet, penyakitnya juga tidak terlalu banyak dan harganya cocok,” sebut Rima, salah seorang pemilik batang coklat atau Kakao. (bpc15)