BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sawit dianggap menjadi komoditas utama menahan terkontraksi ekonomi Riau di tengah pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2020 turun sebesar 1,12% jika dibandingkan 2019.
Deputi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Riau Teguh Setiadi mengungkapkan, secara umum kontraksi ekonomi yang dialami Riau tahun 2020, tidak terlalu dalam jika dibandingkan dengan daerah lain.
“Kontraksi ekonomi di Riau tergolong kecil. Ada banyak hal yang menopang itu, salah satunya memang harga sawit di Riau mampu bertahan di tengah pandemi,” ungkapnya kepada Bertuahpos.com di Pekabaru, Jumat, 26 Februari 2021.
Sawit di Riau — baik dari sisi hulu dan hilir — terpantau masih menunjukkan pergerakan harga baik. Selama pandemi 2020, harga Tandan Buah Segar atau TBS sawit tergolong stabil, bahkan cenderung naik.
Sedangkan harga ekspor CPO juga masih menjanjikan, karena memang dibutuhkan oleh negara-negara pengimpor, seperti India dan China. “CPO masing sangat dibutuhkan, terutama sebagai bahan baku produksi kesehatan, seperti untuk pembuatan handsanitizer,” kata Teguh Setiadi.
“Negara-negara yang awalnya lockdown, akhirnya cadangan mereka juga tidak kuat, dan memilih buka impor. CPO di Riau menangkap peluang itu,” jelasnya.
Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin menjelaskan, jika dilihat dari sisi produksi, lapangan usaha jasa perusahaan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 24,65%.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 6,39%,” ungkapnya, Senin, 8 Februari 2021.
Dia menambahkan, Ekonomi Riau triwulan IV-2020 turun 1,47% secara yoy. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 24,66% .
Sedangkan jika ditinjau dari sisi pengeluaran, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 4,66%. Ekonomi Riau triwulan IV-2020 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,90% secara q to q.
“Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,66%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 26,20%,” sambungnya.
Jika dihitung tanpa migas, ekonomi Riau pada triwulan IV-2020 juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,20% yoy Secara spasial, pada tahun 2020 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,62% terhadap perekonomian nasional. (bpc2)