BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Riau terkoreksi (turun) sekitar 0,6% dari target 2,9% di akhir 2020. Wabah virus corona diyakni akan mengganggu hampir di semua sektor penyumbang pertumbuhan perekonomian daerah.
“Kami sudah mendapati beberapa sektor pendukung utama pertumbuhan ekonomi yang dalam sebulan terakhir ini sudah terlihat terjadinya penurunan,” kata Kepala BI Perwakilan Riau, Decymus.
Dia menjelaskan sektor pendukung utama terhadap pertumbuhan ekonomi Riau, seperti migas, CPO dan karet kini juga sudah tampak mengalami penurunan. Padahal, ketiga sektor ini merupakan komoditi utama untuk ekspor dengan menyumbang hingga 80% PDRB. Sementara dari sisi domestik, sektor-sektor yang sudah terlihat mengalami penurunan yakni transportasi, akomodasi, perdagangan, dan lainnya.
“Kalau kita lihat dari komoditi ekspor saja sudah menyumbang 70%-80% terhadap BDRB Riau. Jadi kalau komoditi ini mengalami gangguan apalagi terhadap negara tujuan ekspor kita seperti Tiongkok dan Eropa, juga terdampak corona, maka itu akan sulit untuk kita hindari penurunannya,” katanya.
Sementara untuk sektor perkebunan kelapa sawit, sejauh ini juga memberikan kontribusi besar terhadap daya beli masyarakat. Mengingat sekitar 52% masyarakat di Riau menggantungkan perekonomiannya pada usaha ini.
“Kalau kita berbicara CPO di Riau, kita tak hanya bicara soal perusahaan besar. Tapi ini juga menyangkut sekitar 52% petani sawit di Riau cari makan di situ. Jadi kalau ada apa-apa dengan CPO maka akan langsung memukul daya beli masyarakat di Riau,” ujarnya.
Decymus menyebut, untuk sektor-sektor di domestik memang jumlahnya tidak banyak, namun orang terhadapak sangat banyak. Misalnya sektor perdagangan, ada banyak toko yang sudah menutup usaha mereka akibat sepi pembeli.
“Kalau sektor transportasi apalagi. Transportasi udara rute keluar negeri sudah tidak terbang. Domestik juga sudah berkurang karena orang memilih untuk tidak pergi. Kondisi yang sama juga bisa kita lihat di transportasi laut dan darat,” sambungnya.
Sementara itu, beberapa sektor yang mungkin akan mengangkat pertumbuhan PDRB yakni listrik dan telekominikasi, karena orang lebih banyak berdiam diri di rumah. Otomatis penggunaan listrik dan komunikasi akan sangat dibutuhkan.
Sebab itu, jika dilihat secara keseluruhan dari komoditi ekspor dan domestik, diperkirakan total ekonomi Riau terdampak corona sekitar 0,6%. Artinya pertumbuhan ekonomi Riau di akhir tahun bisa turun menjadi 2,3% dari terget 2,9%.
“Tapi perlu dicatat, 2,3% prediski pertumbuhan ekonomi akhir tahun itu, kalau kita nggak ngapa-ngapain di tengah wabah COVID-19. Tapikan pemerintah, BI dan pihak pengambil kebijakan lainnya bergerak untuk melakukan stimulus perekonomian. Kemenkeu, BI dan OJK sudah bergerak untuk melakukan stimulus,” sebutnya.
Dia menanbahkan, semua otoritas tersebut telah memberikan stimulasi ekonomi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Seperti insentif pajak, penurunan suku bunga, restrukturisasi kredit, dan yang akan dilakukan adalah penyaluran bangunan sosial dari pemerintah.
“Itu semua dilakukan agar penurunan 0,6% (untuk Riau) tidak terjadi. Kalau untuk nasional tentu angkanya lebih besar lagi,” kata Decymus. (bpc3)