BERTUAHPOS.COM — Para arsitek kini tengah memikirkan bahan bangunan berkelanjutan agar ramah lingkungan, namun tetap memiliki daya tahan optimal.
Ada sebuah tumbuhan yang berasal dari spesies cannabis sativa. Namanya Rami (hemp). Bentuknya mirip seperti ganja.
Bedanya, tingkat tetrahydrocannabinol (THC) pada Rami memberikan efek mabuk ringan.
Rami dijadikan sebagai bahan baku bangunan sudah dipraktikkan di Cambridgeshire, Inggris.
Ada sebuah rumah yang bentuknya seperti konversi gudang yang khas. Dari dalam bangunan ini, kita bisa melihat dengan jelas ada hal yang berbeda.
“Dindingnya mengingatkan saya pada bal jerami yang biasa kami buat semasa anak -anak,” kata pemilik Flat House Gemma Barron, dikutip dari BBC Indonesia.
Dia menyebut, bahwa bangunan dengan kualitas akustik paling rendah itu mampu menyimpan hangat.
“Tahun lalu kami mematikan pemanas selama 24 jam di pertengahan musim dingin dan tetap hangat,” sambungnya.
Yang membuat rumah ini tampak cerah, lapang, dan nyaman adalah bahan yang tidak biasa digunakan, yaitu rami.
Rami yang juga populer sebagai bagian dari ganja ini, dianggap sangat efektif untuk dijadikan sebagai bahan baku bangunan yang berkelanjutan.
Tanaman Rami termasuk dalam tumbuhan yang tumbuh dengan cepat, dan menjadi sumber daya terbarukan. Terlebih tanaman ini memiliki sifat menangkap karbon
Saat akan dijadikan sebagai bahan bangunan, Rami terlebih dulu dibuat seperti hempcrete—beton rami kapur yang terbuat dari campuran hemp hurd (inti kayu dari tanaman ini) yang diikat dari bahan air dan kapur.
Menariknya, Bahan ini akan terus menyerap karbon sepanjang umurnya. Bahan-bahan berkelanjutan kini sangat diminati karena industri konstruksi berupaya melakukan dekarbonisasi.
Dengan kualitasnya yang mampu menangkap karbon, rami dapat membantu negara -negara di dunia mencapai tujuan nol emisi karbon (net zero) mereka dengan membuat konstruksi yang lebih berkelanjutan.
“Mengoptimalkan cara kita merancang, membangun, dan merenovasi bangunan, memiliki peran penting dalam menurunkan emisi dan memungkinkan Inggris untuk memenuhi target iklimnya,” kata Yetunde Abdul, kepala aksi iklim di UK Green Building Council.
“Bagian penting dari solusi yang diterapkan adalah dengan mengeksplorasi penggunaan bahan-bahan alami, bahan alternatif rendah karbon untuk bahan konstruksi vital seperti hempcrete atau kayu.”
Menurut Komisi Eropa, satu hektare rami mampu menyerap antara sembilan sampai 15 ton CO2.
Rami juga hanya membutuhkan waktu lima bulan untuk tumbuh – artinya lebih baik daripada kehutanan komersial pada umumnya dalam menyerap karbon.
Terlebih lagi, produksi rami dilaporkan dapat membantu regenerasi tanah dan menghilangkan logam berat dari tanah.
Namun, terdapat sejumlah besar tantangan yang harus diatasi sebelum menjadikan rami sukses di industri konstruksi (dari versi industri, tanaman ini tidak mengandung zat psikoaktif seperti yang terdapat pada tanaman ganja biasa.)
Hempcrete tidak bekerja seperti beton; dia tidak dapat digunakan secara struktural dan perlu dikombinasikan dengan bahan penahan beban seperti kayu atau batu.***