BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mencatat bahwa ribuan warga telah jatuh sakit karena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) selama sebulan terakhir.
Pengumpulan data dari 21 Puskesmas menunjukkan bahwa total 4.267 orang jatuh sakit karena ISPA.
Jumlah ini mencakup ISPA non-pneumonia dan ISPA terkait pneumonia.
ISPA non-pneumonia umumnya didefinisikan sebagai batuk atau pilek dengan gejala lain seperti kesulitan bernapas.
Sedangkan ISPA terkait pneumonia, di sisi lain dikaitkan dengan peningkatan frekuensi pernapasan.
Lina Primadesa, Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Kesehatan Pekanbaru menjelaskan bahwa hingga September 2023 mayoritas pasien ISPA berusia antara 9 hingga 60 tahun dengan total 2.122 pasien yang tercatat.
“Sementara untuk pasien ISPA dengan pneumonia usia 9 hingga 60 tahun itu ada 3 orang,” jelasnya, Jumat 13 Oktober 2023.
Pasien ISPA yang terdata di 21 puskesmas di antaranya Puskemas Melur, Langsat, Senapelan, Rumbai, Karya Wanita, Umban Sari, Rumbai Bukit, RI Muara Fajar, Pekanbaru Kota, Sail, dan Harapan Raya.
Selain itu juga ada di Puskesmas Simpang Tiga, Garuda, Rejosari, Tenayan Raya, Sidomulyo, Simpang Baru, Payung Sekaki, Lima Puluh serta Sapta Taruna.
Data dari 21 Puskesmas menunjukkan bahwa 933 anak di bawah usia 5 tahun menderita ISPA non pneumonia. Jumlah tertinggi terdapat di Puskesmas Pekanbaru Kota yaitu sekitar 107 anak
ISPA yang berjenis pneumonia juga banyak terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun yaitu sebanyak 69 anak.
Anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun juga menderita ISPA dengan total 723 kasus. Puskesmas Simpang Tiga memiliki jumlah kasus tertinggi dengan 67 kasus.
Sementara itu, di kalangan pasien orang tua berkisar usia 60 tahun ke atas, kasus ISPA tercatat sebanyak 412 orang dengan jenis non pneumonia.
Kepala Bidang P2P Diskes Kota Pekanbaru, Syamsimar mengatakan, terhitung dari Agustus hingga September 2023 kasus ISPA masih fluktuatif. Pihaknya masih melakukan pendataan kasus pada Oktober 2023.
“Kasus ISPA ini tergolong tidak meningkat namun juga tidak turun. Untuk mengetahui perkembangan terkini terkait ISPA memerlukan waktu kurang lebih 2 minggu hingga 1 bulan,” jelasnya.