BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tidak terasa tidak berapa lama lagi, tahun 2015 akan segera berakhir. Selain berganti dengan tahun 2016, pergantian tahun ini juga memiliki arti masa tugas pemerintahan Walikota Pekanbaru, Firdaus MT bersama Wakilnya, Ayat Cahyadi semakin mendekati akhir.
Firdaus MT dari kader Partai Demokrat dilantik sebagai Wali Kota Pekanbaru pada 26 Januari 2012. Itu berarti bersama Ayat Cahyadi dari PKS sudah hampir empat tahun memimpin pembenahan dan pembangunan Ibu Kota Provinsi Riau ini.
Sesuai dengan sistem Pilkada serentak yang sudah dimulai awal Desember ini, Kota Pekanbaru bersama Kabupaten Kampar dan Indragiri Hilir (Inhil) pada 2017 akan melaksanakan pesta demokrasi serentak. Sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, sudah mulai banyak nama yang akan ikut dalam pemilihan Wali Kota Pekanbaru.
Sebut saja Erizal Muluk yang saat ini terdaftar sebagai anggota DPRD Provinsi Riau dikabarkan ikut bursa pencalonan Wali Kota Pekanbaru. Lalu ada juga Sondia Warman dari Partai PAN disebut-sebut bakal ikut bertarung pada pesta demokrasi yang akan dihelat 2017 mendatang.
Tidak ketinggalan, Wali Kota Pekanbaru saat ini, Firdaus MT dikabarkan akan ikut kembali pilkada mendatang. Namun beberapa pengamat menilai jelang pesta demokrasi, manuver politik Firdaus MT sudah mulai terlihat.
Asumsi tersebut tidak terlepas dari ramainya sosialisasi kebijakan Pemerintah Daerah Pekanbaru yang dipajang hanya dengan sosok Firdaus MT tanpa didampingi wakilnya Ayat Cahyadi. Tak ayal hal ini menimbulkan spekulasi pasangan ini mulai renggang.
Seperti Filosofi kerja Trilogi yang selalu dibunyikan. Bisa dengan mudah dijumpai orang nomor satu di Pekanbaru ini berpose dengan menunjukkan tiga jari dengan baju biru. Lalu ada pula Firdaus MT yang sumringah menunjukkan Kartu Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) dan lagi-lagi seorang diri tanpa wakilnya, Ayat Cahyadi.
Menurut pengamat politik, Yantor MSi dengan adanya reklame yang seperti itulah membuat masyarakat  berasumsi bahwa Firdaus MT bakal maju lagi sebagai Wali Kota Pekanbaru 2017 dengan tidak lagi mengandeng Ayat Cahyadi. “Kesannya begitu, ingin menonjolkan seorang diri. Bagaimana pun juga incumbent akan selalu dilihat,†katanya kepada kru bertuahpos.com, Rabu (30/12/2015).
Dosen Politik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau ini menyebutkan memang dalam sistem pemerintahan selalu ada pembagian porsi antara Kepala Daerah dengan wakilnya. “Ada yang Wali Kotanya lebih dominan dan wakilnya hanya mendapat porsi kecil. Ada juga yang porsinya sama, seperti Presiden SBY dengan JK, tugas kenegaraannya terlihat tidak ada yang dominan,†tuturnya. Â
Mengenai ramainya reklame atau iklan di media massa yagn menonjolkan Firdaus MT seorang, Yantos mengembalikannya kepada pemahaman masyarakat. “Kembali ke masyarakat yang menilai, kalau diperlihatkan seperti ada yang baliho sendiri, dan di mobil-mobil dinas hanya walikota seorang diri. Itu bisa menimbulkan penilaian masyarakat bahwa mereka tak lagi bersama kalau pun maju lagi Pilwako 2017,†tuturnya.
Jika benar ramainya reklame dan iklan di berbagai media yang menonjolkan Firdaus MT seorang sendiri itu malah sangat disayangkan. “Karena masyarakat pasti tahu, tidak ada namanya keberhasilan seorang diri. Tidak mungkin sesuatu itu hasil dari seorang diri, tentu ada campur tangan keberhasilan dari satu paket, yaitu Firdaus MT dan Ayat Cahyadi,†katanya.
Namun Yantos mengatakan sebagai komitmen, pasangan ini ada baiknya tidak mulai bermanuver politik. Maksudnya tunaikan amanah sebagai Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru sampai akhir masa jabatan. “Tidak perlu menonjolkan diri. Karena kalau program-programnya berhasil tentu yagn dilirik masyarakat tetap siapa yang menjadi nahkodanya,†sebutnya. (Riki)