BERTUHPOS.COM, PEKANBARU – Ferdinand Sinaga mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan saat Persiraja Banda Aceh bertandang ke Stadion Kaharuddin Nasution Pekanbaru untuk menghadapi PSPS Riau pada Senin, 6 November 2023.
Pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 1-1 ini membuat Ferdinand Sinaga kesal, karena ia menjadi korban sorakan rasis dari suporter PSPS Riau.
Sorakan rasis tersebut terjadi ketika PSPS Riau berhasil menyamai kedudukan pada menit 72 melalui sontelan Asir Aziz.
Ferdinand Sinaga segera merespons dengan meminta wasit untuk menghentikan pertandingan sementara, sambil pemain dan official tim PSPS meminta penonton untuk menghentikan teriakan rasis.
“Wajar, saya minta kepada wasit untuk diberhentikan karena ada teriakan dan nyanyian yang tidak enak di dengar,” ungkap Ferdinand seusai pertandingan.
Meskipun emosinya tidak dapat disembunyikan, Ferdinand Sinaga tetap menunjukkan sikap tenang.
“Kita pemain yang sudah kelelahan ditambah dengan teriakan wajar saja (emosi),” katanya.
Ferdinand Sinaga patut mendapatkan apresiasi, karena ia tidak merespons secara negatif terhadap sorakan rasis tersebut.
Ia hanya meminta wasit untuk menghentikan pertandingan sementara sampai teriakan rasis itu reda.
“Tapi ketika mereka (suporter) teriak saya tidak terpancing, tapi saya mau tekankan disini bahwa semua kita para pemain bola punya kaki dua bukan kaki empat (hewan),” tegasnya.
Pemain berusia 35 tahun ini berharap bahwa teriakan rasis tidak lagi terjadi di dunia sepakbola Indonesia.
Ia mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia selama ini dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi sopan santun dan ramah tamah.
“Kalau mau nonton berkaki dua di stadion, tapi kalau mau nonton berkaki empat tidak di stadion. Saya belasan tahun bermain bola dan baru ini mendengar teriakan ini,” tutupnya.
Pertandingan sepakbola harus tetap menjadi ajang hiburan yang bebas dari diskriminasi rasial, dan tindakan Ferdinand Sinaga di lapangan menjadi bukti bahwa perubahan positif bisa dimulai dari pemain itu sendiri.