BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Indonesia pada 9 Desember 2015 lalu melakukan pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak. Dari pilkada tersebut, 30 perempuan terpilih menjadi kepala daerah. Atas prestasi tersebut, kemenangan perempuan dalam pilkada akan berpengaruh pada Pilkada serentak di 2017 mendatang.
Pengamat Politik UIN Suska Riau Yantos mengatakan hal tersebut merupakan bukti dari masyarakat mulai menerima dan mempercayai peran perempuan sebagai pemimpin. “Hal tersebut bisa saja terjadi di Pilkada kota Pekanbaru mendatang,†katanya, Selasa (23/2/2016).
Ia menambahkan, terpilihnya puluhan kepala daerah perempuan tersebut menunjukkan sinyal positif bagi perpolitikan di Tanah Air. Selain itu, masyarakat sendiri mulai paham tentang keberadaan perempuan.
“Masyarakat sekarang mulai paham keberadaan perempuan sebagai pemimpin, baik di daerah maupun di tingkat nasional. Masyarakat juga memahami kapasitas dan kemampuan seseorang sebagai pemimpin tanpa melihat jenis kelamin,” jelas Yantos.
Dosen Komunikasi Politik tersebut mencontohkan Wali Kota Surabaya Risma dan Illiza Wali Kota Banda Aceh, dirinya menilai bahwa perempuan sendiri juga mampu mengubah kota mereka menjadi lebih tertata dan lebih baik dari sebelumnya.
Dengan terpilihnya kepala daerah dari kaum perempuan, kata Yantos diharapkan politik di Indonesia semakin humanis. Selain itu, keberadaan kepala daerah dari kalagan perempuan juga bisa dijadikan momentum untuk membuat kebijakan daerah
“Tentunya kebijakan yang dibuat haruslah berpihak kepada masyarakat untuk meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak,†sambung Yantos.
“Kepala daerah perempuan dapat menjadi Srikandi pemberantasan korupsi dan pelaksanaan birokrasi yang melayani di setiap daerah. Maka dari itu saya sampaikan, bukan tidak mungkin yang memenangkan Pilkada Pekanbaru mendatang dari kaum perempuan,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, 30 kepala daerah yang terpilih adalah Airin Rachmi Diany (Walikota Tangsel), Ratu Tatu Chasanah (Bupati Serang), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Sri Sumarni (Bupati Grobogan).
Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang), Neni Moerniaeni (Walikota Bontang), Rita Widyasari (Bupati Kutai Kertanegara), Chusnunia (Bupati Lampung Timur, Asmah Gani (Bupati Nunukan), Ilmiati Daud (Wakil Bupati Wakatobi), Indah Putri Indriani (Bupati Luwu Utara), Anna Sophana (Bupati Indramayu).
Kemudian, Kartika Hidayati (Wabup Lamongan), Vonnie Anneke Panambuan (Bupati Minahasa Utara), Irna Narulita (Bupati Pandeglang), I Gusti Ayu Mas Sumantri (Bupati Karangasem), Indah Damayanti Putri (Bupati Bima), Faida Bupati Jember).
Haryanti (Bupati Kediri), Christine E Paruntu (Bupati Minahasa Selatan), Neti Herawati (Wabup Kepahiang), Mirna Annisa (Bupati Kendal), Hairiah (Wabup Sambas), Badingah (Bupati Gunung Kidul), Sri Muslimatin (Wabup Sleman), Merya Nur (Wabup Kolaka).
Hevearita Gunaryanti (Wawalkot Semarang), Yulis Suti Sutri (Wabup Kuar), Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Bupati Sragen), Sophia Fatah (wakil bupati Batanghari).
Penulis: Iqbal