BERTUAHPOS.COM(BPC), PEKANBARU – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) optimis mendapatkan nilai akreditasi yang sempurna atau A.
Seperti yang diutarakan langsung oleh Mardianto Manan mewakili Kepala Jurusan (Kajur) PWK Teknik UIR, Puji Astuti, Rabu (24/1/2018), banyak hal yang membuat dirinya yakin menuju akreditasi A tersebut.
Kepada bertuahpos.com, Mardianto menjelaskan satu persatu alasan tersebut. Diantaranya ialah banyaknya prestasi yang diraih oleh mahasiswa PWK Teknik UIR, banyaknya kegiatan beraromakan perkotaan yang telah dilaksanakan PWK Teknik UIR, berperan aktifnya mahasiswa maupun dosen PWK Teknik UIR diberbagai kegiatan, serta yang utama ialah dosen PWK Teknik UIR yang hampir seluruhnya termasuk ke dalam tim ahli.
“Berdiri sejak tahun 2006 silam, dengan umur yang hampir mencapai 12 tahun, kami (Program Studi PWK Teknik UIR) optimis dengan seluruh prestasi dan kegiatan yang pernah kami adakan maupun kami ikuti. Bahkan seluruh dosen kami seluruhnya termasuk ke dalam tim ahli se-Riau dan Riau Kepri. Satu lagi, Pemerintah Kota Pekanbaru, juga selalu melibatkan kami dalam berbagai kegiatan berbau perkotaan,” terang Mardianto dengan semangatnya.
Mundur ke belakang, Mardianto menjelaskan di umur PWK Teknik UIR yang kini hampir mencapai 12 tahun, PWK Teknik UIR sudah mendapatkan akreditasi B sejak pertama kali dilakukan akreditasi oleh Bandan Penilaian Akreditasi Perguruan Tinggi Negeri (BAN-PT).
“Akreditasi pertama saja di tahun 2013 silam dapat B, gak terpikir akreditasi besok ini dapat B juga. Kami malah yakin, kalau ada nilai diatas A seharusnya itu yang kami dapatkan dengan semua yang telah kami lakukan. Apalagi Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, satu-satunya cuma ada di PWK Teknik UIR,” ujar Mardianto.
Seperti yang diketahui Tim asesor BAN-PT sendiri dijadwalkan akan datang dan melakukan penilaian terhadap PWK Teknik UIR terhitung sejak tanggal 8 Februari hingga 10 Februari 2018 mendatang. Adapun tim asesor tersebut terdiri atas dua orang, yakni Kemas Ridwan Kurniawan (Universitas Indonesia) dan Heru Purboyo Hidayat Putro (Institut Teknologi Bandung). (bpc9)