BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sebagai seorang elit politik maupun kader partai, tidak sepatutnya Walikota Pekanbaru, Dr Firdaus MT menyampaikan “Apa yang dibuat Risma di sana? Begitu juga Ridwan Kamil? Apa yang mereka buat?†saat menghadiri musyawarah Cabang (Muscab) IV Serikat Perusahaan Pers (SPS) sekaligus sebagai pembicara belum lama ini.
Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. R. Siti Zuro, MA yang merupakan senior researcher di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dirinya menilai sebagai seorang elit politik dan kader partai seharusnya melakukan komunikasi politik. Jika ada kekurangan sampaikan apa adanya.
“Katakan, saya sebagai kader partai. Kami ingin menghadirkan sesuatu yang sangat positif dan konkrit untuk rakyat. Dan itulah fungsi dari para elit politik. Kalo ada kekurangan, kita akui dan ada permintaan maaf terhadap prilaku yang kurang,†katanya kepada bertuahpos.com, minggu (10/04/2016 kemarin.
( Baca:Terkait Peryataan Walikota Pekanbaru, Ini Kata Prof Siti Zuro)
Dijelaskan Prof Siti Zuro, kalau ada kepala daerah lain yang bagus seharusnya, kepala daerah lain, dapat melakukan lebih baik dari apa yang sudah dilakukan oleh daerah lain. “Bukan malah “mungkin” Negatif thinking, jangan seperti itu. Justru politisi yang Bijak, politisi yang memang statesmanship. Kenegarawannya cukup oke, dia akan melakukan pembelajaran terhadap apa yang sudah dilakukan daerah-daerah lain dan positif hasilnya,†jelasnya.
Ditegaskan, Prof Siti Zuro, bahwa dirinya merupakan tim panel independen untuk menguji, atau menjadi juri inovasi pelayanan public kementerian lembaga termasuk pemerintah Daerah (pemda) yang mendapatkan persentasi, salah satunya terjadi di Surabaya.
“Kita tidak percaya begitu saja dari persentasi seorang kepala daerah. Untuk itu, kita diam-diam melacak kebenaran apa yang sudah dilakukan dengan trobosan-trobosan, pelayanan public yang diberikan oleh Risma. Itu terbukti rill konkrit,†ungkapnya.
Dikatakan lagi, apa yang dilakukan Walikota Surabaya, Tri Risma Harini yang akrab disapa Risma di Surabaya bukanlah politik pencitraan. “Dia memang bekerja, betul-betul bekerja untuk masyarakat Surabaya. Dan masyarakat Surabaya sangat sayang kepada bu Risma,†katanya.
( Baca:Firdaus: Apa Yang dibuat Ahok? Baru Cuci-Cuci Parit Abis Itu Terkenal)
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Walikota Pekanbaru, Dr Firdaus MT menghadiri musyawarah Cabang (Muscab) IV Serikat Perusahaan Pers (SPS) sekaligus sebagai pembicara. Dalam kesempatan itu, Firdaus menyampaikan besarnya peran media dalam membangun suatu daerah. “Di dalam dunia modern sekarang, siapa yang menguasai media dipastikan dia akan memenangkan kompetisi,†katanya dihadapan para pimpinan media se Riau serta perwakilan dari media nasional.
Dirinya mencontohkan seperti Presiden Jokowi saat ini. Menurutnya rahasia kesuksesan Jokowi salah satunya pada opini yang dibangun media. Yang semula Walikota Solo hingga melenggang jadi Gubernur DKI, terus berhasil sebagai Presiden. “Apasih yang dibuatnya di Solo? DKI? Sehingga menjadi presiden? Sudah pasti kekuatan media yang mengusung beliau dan ridho Allah SWT,†katanya.
Selain itu juga Firdaus menyebut peran media dalam membangun citra seorang kepala daerah sangat besar. “Apa yang dibuat Risma di sana? Begitu juga Ridwan Kamil? Apa yang mereka buat?†tanyanya.
Â
“Samakah Pekanbaru dengan Bandung dan Surabaya? Bandung dan Surabaya itu kota tua dan masyarakatnya homogen. Apa yang dibuat Risma, sedikit sedikit taman, sedikit sedikit taman, populer. Ridwan kamil gitu juga, taman sikit taman populer. Dan yang mempopulerkan mereka itu media. Ini karena media semua, ya kan. kalau dewa tadi katakan si anu dikatakan baik, baiklah semua,†katanya.
Â
Untuk itu dirinya memberikan pandangan bahwa perlu media untuk memberitakan hal-hal yang baik saja. “Jadi media mau bicara kemana tergantung. Kalau mau maju negeri ini baik-baik semua. Maka semua nasional dan internasional mengatakan kita ini baik. Kalau kita katakan kita jelek, sekali pun kita baik, pasti kita jadi jelek baik di nasional dan internasional,†nilainya.
Tidak hanya Walikota Bandung, Ridwan Kamil serta Risma di Surabaya saja. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok juga dibahas. “Apa yang dibuat Ahok? Baru cuci-cuci parit habis itu terkenal, populer. Karena siapa? media lagi. Itu saya katakan media itu dewa,†katanya.
Kalau media mendeskripsikan sesuatu yang baik menjadi buruk, maka akan tercitrakan buruk. “Kalau dideskripsikan baik, maka jadi baik. Tapi ada juga berita baik jadi buruk, berita buruk jadi baik,†sebutnya.
Penulis: Arie