BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU -Â Kementerian Pertanian RI memita Pemerintah Provinsi Riau untuk tidak “tuli” mendengar segala bentuk persoalan yang mengancam masalah ketahanan pangan di Riau.
Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI Dr Garjita Budi mengatakan, masalah ketahanan pangan akan sangat menentukan keberlangsungan jangaka panjang. Sebab setiap persoalan pangan yang terjadi kecenderungan akan membuat masyarakat bergejolak.
“Saya ingin Pemerintah Daerah harus pasang telinga untuk masalah ketahanan pangan di daerah. Hal ini tentu sangan urgen dalam menjaga kestabilan di tengah masyarakat. Persoalan pangan akan mengancam stabilitas keamanan publik,” katanya, Kamis (10/12/2015).
Saat ini ada lebih kurang 37 daerah di Indonesia yang mengalami surplus pangan. Sementara Riau masuk dalam daerah yang defisit untuk ketahanan pangannya. Dia khawatir jika masalah ini terus dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan munculnya masalah lain, sehingga stabilitas ketahanan pangan di Riau akan lebih terganggu.
Garjita menyebutkan saat ini upaya yang sedang dilakukan pemerintah bagaimana ketersediaan pangan saat ini layak konsumsi dan layak dagang. Petani akan memilih untuk tidak mengembangkan komuditi padi jika perhitungan ekonomi yang dapatkan lebih rendah.
Upaya membuka telinga yang dimaksudnya, agar Pemerintah Provinsi Riau selalu siap dalam mengatasi segala bentuk persoalan yang membelit masalah pangan di Riau. Sebab jika hasil panen petani tidak bisa diterima pasar, maka upaya mendorong masyarakat untuk bertani tidak akan terwujud.
“Kalau hasil pangan tidak menopang atau tidak menghasilkan, serta tidak menopang ekonomi masyarakat, tidak ada artinya juga. Masyarakat akan malas mengembangkan sawah dan tetap akan beralih pada komuditi lain, seperti sawit. Karena itu lebih menjanjikan,” sambungnya.
Dalam hal ketahanan pangan, dia menambahkan bahwa ketidakseimbangan antara suplai deman juga akan mengganggu ketertiban masyarakat. Dan stok beras di Riau memang bermasalah.
“Belum lagi kalau harga turun. Tahun ini mulai dilakukan pengembangan usaha ketahanan masyarakat disektor pangan ini. Meknismenya Bulog membeli ke petani, dan petani harus untung. Saya juga yakin di Riau masih ada daerah yang dibisa diberdayakan untuk menjadi pusat ketahanan pangan,” katanya. (Melba)