Oleh: Iqbal Mahbub Al-Mukarrom*
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Saat ini Indonesia sudah memasuki revolusi industri 4.0 yang mana seluruh kegiatan kita sehari-hari sudah terintegrasi oleh IT. Layaknya sebuah kewajiban, internet saat ini pun tak lepas dari genggaman kita, khususnya generasi millenial indonesia.
Berdasarkan penetrasi penggunaan internet oleh APJII pada tahun 2017 menunjukkan 143,26 juta jiwa atau 54,7% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan komposisi pengguna terbanyak ada di rentang usia 18-34 tahun sebesar 49,52%. Internet tidak melulu membahas mengenai penggunaan media sosial sebatas facebook, instagram ataupun twitter, namun internet juga mampu beralih fungsi menjadi “ladang rupiah” bagi siapapun yang piawai dan kreatif menggunakannya.
Ya! Salah satunya adalah E-commerce atau electronic commerce. Menurut Loudon (1998), e-commerce merupakan kumpulan teknologi, aplikasi, dan bisnis yang menghubungkan perusahaan atau perseorangan sebagai konsumen untuk melakukan transaksi elektronik, pertukaran barang, dan pertukaran informasi melalui internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
Membahas mengenai e-commerce di dunia ekonomi digital, tentu kita tidak bisa terlepas dengan yang namanya IT, kebutuhan hidup yang setiap hari meningkat, keinganan setiap orang untuk melakukan segala sesuatu hal dengan praktis dan tentunya penekanan harga yang ingin jauh lebih murah agar menciptakan daya tarik penjualan agar bisa menjangkau semua kalangan.
Pertumbuhan industri e-commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air, potensi industri e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari data analisis Ernst & Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Tak hanya sekedar untuk mencari informasi dan chatting, masyarakat di kota-kota besar kini menjadikan internet terlebih lagi e-commerce sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan juta orang kelas menengah di Indonesia menjadi alasan mengapa e-commerce di Indonesia akan terus berkembang.
Berbicara mengenai industri ini memang tidak semata membicarakan jual beli barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain yang terhubung di dalamnya. Seperti penyediaan jasa layanan antar atau logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional.
Bisnis ini memiliki nilai bisnis yang sangat besar, tetapi sayangnya sampai saat ini belum ada regulasi khusus yang mengatur bisnis online ini. Pada akhir tahun 2014 saja, nilai bisnis industri e-commerce Indonesia mencapai USD 12 miliar. Oleh karena itu pada akhir tahun 2014, Pemerintah Indonesia dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo dan Kementerian/lembaga terkait, para pemangku kepentingan dari kalangan asosiasi dan pelaku usaha e-commerce, serta konsultan kaliber dunia Ernst & Young, yang bekerja dengan mengerahkan tenaga ahli multi disiplin mereka dari regional dan global, mulai bekerja untuk mengembangkan E-commerce Roadmap dan bekerja bersama-sama dalam menyiapkan ekosistem yang baik untuk mengembangkan industri e-commerce lokal.
Kemudian, sejauh apa peran generasi millenial dalam memanfaatkan kondisi ini untuk memajukan perekonomian ekonomi digital nantinya yang diprediksi akan menjadi ekonomi baru dunia tahun 2020? Tentu saja kita harus berperan aktif didalamnya, sebagai contoh, lihat saja e-commerce sukses tanah air buatan generasi millenial indonesia yaitu BukaLapak dan TokoPedia yang keduanya sukses meraup keuntungan milyaran rupiah.
Menurut laporan I-Price,Tokopedia merupakan pemain lokal yang berada di posisi kedua sebagai e-commerce paling top di Tanah Air setelah Lazada, jumlah pengunjung Tokopedia per bulannya lebih dari 117 juta visit. Dengan 1.611 karyawan yang mereka miliki.
Selain Tokopedia, Bukalapak juga menjadi pemain e-commerce lokal di Indonesia. Jumlah kunjungan ke Bukalapak lebih dari 93 juta visit tiap bulannya. Saat ini, e-commerce rintisan Achmad Zaky tersebut sudah memiliki 1.233 karyawan yang tersebar tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di Bandung. Dua startup unicorn platform jual beli online ini Pada tahun 2016 sukses meraup pendapatan sebesar Rp10 triliun, tidak hanya pelaku usaha offline yang sudah menjadi online,mereka juga memiliki keinginan untuk mengajak pelaku bisnis UMKM untuk go online.
Seluruh instansi pemerintahan yang berkaitan dengan pergerakan ini tentu harus sangat mendukung pergerakan ekonomi digital di Indonesia, satunya adalah Bank Indonesia, deputi gubernur senior BI mengatakan bahwa Bank Indonesia sebagai regulator di bidang sistem pembayaran, termasuk pengaturan sistem pembayaran e-commerce, berupaya untuk terus mendorong pengembangan ekonomi digital melalui fasilitasi kegiatan sistem pembayaran, mendorong produksi UMKM agar dapat tersalurkan kepada konsumen bahkan menjadi komoditi ekspor, serta mendorong berkembangnya industri pariwisata yang memanfaatkan penggunaan platform digital.Â
Ada beberapa manfaat positif dari pertumbuhan e-commerce di Indonesia:
a. Cashless Society
Cashless society di Indonesia dipelopori oleh Bank Indonesia yang mengeluarkan aturan mengenai uang elektronik yang disusul pencanangan GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai). GNNT ini diimplementasikan pada pembayaran bus TransJakarta, KRL, dan juga pembayaran jalan tol.
Gebrakan ini menjadi sangat efektif saat e-commerce populer. Kemunculan e-commerce di Indonesia pada akhirnya menumbuhkan harapan, memaksa masyarakat Indonesia yang berbelanja online untuk akhirnya beradaptasi dengan metode pembayaran digital melalui online banking dan produk e-wallet seperti Go-Pay, Shopee Pay, Mandiri e-Money dll.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam waktu 4 tahun ke depan, McKinsey & Co. dalam studi mereka memprediksi nilai transaksi industri e-commerce di Indonesia akan meningkat dua kali. Tahun ini sendiri, jual beli online di Indonesia mampu menghasilkan nilai transaksi sekitar USD 8 miliar.
c. Meluasnya Lapangan Pekerjaan
Sebagai contoh terhadap 2 startup digital indonesia yaitu Bukalapak dan tokopedia yang sudah mempunyai 2 ribu lebih karyawan yang juga akan memiliki dampak baik terhadap masyarakat.
d. Menekan angka pengangguran di Indonesia
Dikutip dari CeicData.com, pada 2005 tingkat pengangguran di Indonesia mencapai puncak. Tercatat dimana angka pengangguran mencapai 11,24%. Tapi, angka itu berangsur turun dengan stabil pada tahun-tahun setelahnya. Eksistensi e-commerce sejatinya berperan dalam menurunkan angka pengangguran di Indonesia.
Dan beberapa dampak Negatif dari ekonomi digital:
a. Kesenjangan ekonomi
Perkembangan e-commerce juga membawa dampak negative bagi pedagag kecil yang mengakibatkan kegiatan ekonomi yang terjadi dipasar tradisional dapat menurun karena bangsa pasar mereka secara tidak langsung diambil oleh pedagang online.
b. Cyber crime
Mencuri informasi rahasia yang berharga, seperti data diri pelanggan, data perusahaan, dan informasi rahasia yang bisa di curi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.
c. Kerugian yang tidak terduga
Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia dan kesalahan sistem elektronik.
Menurut (McKinsey, 2016) ekonomi digital diproyeksikan menyumbang USD 150 miliar ke PDB Indonesia pada 2025. Dengan pertumbuhan yang besar, ekonomi digital melahirkan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh generasi muda di tengah perkembangan teknologi yang cukup pesat.
Generasi muda khususnya generasi milienial diharapkan dapat ikut berpatisipasi dalam mendukung terealisasinya Indonesia menjadi negara dengan pemanfaatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, karena generasi muda dinilai sangat terbuka dan adaptif terhadap perubahan teknologi dan informasi dan diharapkan mampu menyesuaikan dengan perubahan teknologi industri 4.0.***
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relation UIN Suska Riau, Bujang 5 kota Pekanbaru 2017 dan Duta Pemuda Indonesia Riau 2018
Redaksi menerima tulisan dalam bentuk opini dari pembaca. Kirimkan tulisan Anda ke alamat email bertuahpos@gmail.com