BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota pekanbaru, semakin ketat dalam melakukan pengawasan terhadap LPG 3 kilogram (kg). Saat ini sudah ada tujuh pangkalan yang mendapat sanksi Pemutusan Hubungan Pendistribusian (PHP) dan tiga agen yang membawahinya langsung ditegur keras.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Pekanbaru, mengatakan ada banyak modus pangkalan untuk mendapatkan untung sepihak. Seperti menjual kepada pengecer yang menggunakan keranjang, serta menyatakan habis padahal gas tersebut masih tersedia.
“Kita dapat itu dari masyarakat dan langsung dari hasil sidak (inspeksi mendadak) yang kita lakukan beberapa waktu lalu,” ujarnya Sabtu (08/11/2014).
Seperti pangkalan LPG di Jalan Melati, Sukajadi yang didatangi pihaknya. Dari laporan masyarakat disebutkan pangkalan tersebut mendapat gas pada malam hari, lalu pada paginya sudah dinyatakan habis.
“Saat kita kesana, memang gasnya habis. Lalu ditanya berapa jual gas 3 Kg, dengan jujur dia bilang Rp 18 ribu per tabung. Itukan sudah jelas salah,” tuturnya.
Beda cerita dengan satu pangkalan Jalan Melur, Kecamatan Senapelan. Saat dicecar pertanyaan oleh pihak disperindag pemilik bersikukuh menjual seharga HET. “Kita tanya dia tetap bilang jual Rp 15ribu. Lalu datang seorang ibu bawa tabung gas. Kita tanya berapa biasanya beli? Dijawab Rp 18ribu. Langsung kita sikat (sanksi),” tuturnya.
Di Jalan Kenanga, Kecamatan Senapelan lain pula kisahnya. Mertua pemilik pangkalan LPG mengatakan kepada pihak Disperindag gas masih ada sekitar ada dua puluh tabung. “Sewaktu kita tanya sama anaknya, malah dibilang habis. ini bohongnya gak kompak. harganya pun masih di atas HET,” sebutnya.
Menurut Irba maraknya pangkalan yang bermain, dikarenakan agen LPG kurang pengawasan. Selain itu sosialisasi kuga dirasa minim.
“Mereka pasti tahu HET itu Rp 15.000, tapi agennya yang kurang sosialisasi bahwa menjual di atas itu tidak boleh dan bisa dikenakan sanksi,” sebutnya.
Lalu sepertinya pangkalan nakal sudah memiliki pasarnya sendiri. Tak jarang dari laporan yang didapat saat pendistribusian dari agen banyak sepeda motor pakai keranjang dan mobil pick up parkir duluan.
“Sepertinya mereka sudah calling-calling duluan. Bayangkan saja satu sepeda motor berkeranjang itu bisa muat 15-20 tabung. Ini yang menyebabkan gas itu habis dan langka,” katanya.
Selain itu masyarakat yang panik, juga membuat celah bagi Pangkalan untuk menaikkan harga. Sehingga tak mengherankan jika di warung-warung harga gas mencapai Rp 20ribu sampai Rp 30ribu.
“Karena ada masyarakat yang bilang, berapa pun akan dibeli asal gasnya ada. Itu yang membuat pangkalan terpancing bermain harga,” sebutnya.
Untuk itu dirinya menghimbau kepada masyarakat agar membeli langsung ke pangkalan. Jika diindikasikan ada kecurangan bisa langsung laporkan ke Disperindag, dengan menyebutkan nama pangkalan, alamat jelas.
Masyarakat bisa membuat laporan ke kantor Disperindag di jalan teratai, Sukajadi, atau hubungi 082173954954. “Pasti akan langsung kita sikapi,” sebutnya. (riki)