BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Melatunkan Al Quran dalam langgam Jawa menjadi tranding topik, baik dimedia sosial ataupun di media massa. Namun hal ini menuai banyak konteroversi.
Seperti yang diungkapkan Muhammad S, salah seorang mahasiswa Fakultas Ushuluddi UIN Suska Riau. Menurutnya bukan bermaksud untuk mengedepankan ego etnis, namun melantunkan ayat Al Quran bukan untuk dijadikan ajang pamer dan cari muka didepan publik.
Dia menilai, melantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang merdu memang dibolehkan, namun tetap harus mengacu pada bacaan yang benar atau pelapalan tajwid yang benar pula. “Kalau pendapat saya untuk apa dilantunkan didepan khalayak ramai dengan langgam Jawa. Kalau alasan nasionalisme, Indonesia bukan hanya jawa,” Katanya, Kamis (21/05/2015).
Dia juga bercerita bahwa semasa dipondok pesantren, melantukan Al Quran dengan nada Arab tetap menjadi keharusan. “Misalnya saja lagu Indonesia Raya dilantunkan dengan nada yang diciptakan orang belanda, bagaimana Apakah kita tidak merasa terhina. Masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk melestarikan budaya,” sambungnya.
Sebelumnya, dalam acara perayaan Isra Mirad di Istana Merdeka beberapa waktu lalu pembacaan ayat suci Al Quran dilantunkan seperti seorang sinden. Hal itu dilakukan dengan alasan untuk melestarikan kebudayaan.
Belakangan muncul lagi di akun youtube, sekelompok orkestra melantunkan ayat-ayat suci Al Quran dengan diiringi musik orkestra dalam sebuah panggung. Dan tindakan ini menimbulkan banyak kontrofersi. (melba)