BERTUAHPOS.COM – Islam sangat menjunjung tinggi derajat orang tua (ibu). Dalam Al-Quran mengenai hal ini juga diterangkan secara jelas.
Dalam beberapa riwayat kisah di zaman Rasulullah juga banyak yang berkaitan tentang ibu. Bahkan Allah menekan kepada seorang sahabat untuk menjaga ibunya daripada harus ikut berperang bersama nabi.
Pada asalnya, doa orang tua untuk anaknya adalah mustajab. Ini berlaku jika doa itu diucapkan dengan ikhlas dan kesadaran, tidak dalam kondisi emosi yang tidak stabil. Kemudian kepada sang anak sangat durhaka kepada Ibu Bapaknya.
Ada tiga doa yang pasti terkabul : (1) Doa buruk orangtua kepada anaknya. (2) Doanya musafir. (3) Doanya orang yang terdzolimi. (HR. Tirmidzi, dinilai Hasan oleh Syekh Albani)
Meski demikian, Rasulullah SAW melarang para orang tua, mendoakan keburukan untuk buah hatinya.
“Jangan kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, atau anak-anak kalian, atau harta kalian. Jangan sampai kalian menepati suatu waktu yang pada waktu itu Allah Subhanahu wa ta’ala diminta sesuatu lantas Dia kabulkan doa kalian itu.†(HR. Muslim)
Jika doa itu terkabul, satu saja kemungkinan rasa yang akan kita alami, yaitu penyesalan. Adanya ancaman berat yang berbunyi:
jika saja doa itu menepati waktu mustajab, Allah akan kabulkan doa itu, sehingga yang terjadi hanya penyesalan, menunjukkan, bahwa larangan dalam hadis di atas bermakna haram.
Sebagaimana disimpulkan demikian oleh Syekh Ibnu Utsaimin: Doa-doa keburukan seperti ini hukumnya haram.
Karena bisa jadi menepati saat Allah mengabulkan doa sehingga itu terkabul. (Syarah Riyadussholihin, Ibnu Utsaimin, 6/51). (bpc3)