BERTUAHPOS.COM, TANAHDATAR – Tidak seperti biasanya, setiap kali menjelang lebaran haji, harga bawang perai dan slaidri naik. Namun, sepekan menjelang lebaran haji tahun ini, harga bawang perai dan slaidri malah terus menurun.
Petani bawang perai dan slaidri Nel, mengaku heran kenapa harga dua komoditas pelezat masakan itu justeru turun. Padahal sebut ibu tiga anak itu, biasanya menjelang lebaran haji harga bawang perai dan slaidri melonjak.
Seiring dengan tingginya permintaan pasar, sebut Nel, harga akan naik. Sebab, kebutuhan masyarakat meningkat karena bakal memasak sup dan keperluan lainnya untuk pelezat masakan daging kurban.
“Sekarang ini harganya turun, biasanya mencapai Rp 12-15 ribu perkiligramnya. Kini perkilonya dijual Rp 4000-5000 saja. Seharusnya sudah naik sebab sebentar lagi memasuki lebaran haji dan kebutuhan masyarakat terhadap bawang prai dan slaidri akan tinggi,” jelas Nel, usai panen bawang prai dan slaidri di Jorong Banto, Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, Propinsi Sumatera Barat Minggu (4/09/2016) kepada Bertuahpos,com.
Hal senada juga disampaikan Linda, saat memetik slaidri di kebun miliknya. Ibu muda itu menyebut turunnya harga slaidri sudah terjadi sejak sebulan terakhir.
“Harapannya mudah-mudahan harganya bisa naik kembali. Kalau murah tentu saja kami petani bisa rugi, maklum sekarang harga pupuk mahal,” jelasnya.
Namun Linda, optimis jika harga bawang prai dan slaidri bakal naik kembali. Mengingat biasanya sesudah lebaran haji kebutuhan akan bawang prai dan slaidri terus mrningkat.
“Biasanya setelah lebarab haji harganya juga naik. Ya, semoga saj demikian,” pintanya berharap.
Untuk saat ini petani holtikultura sedikit tersenyum karena harga cabei merah naik. Petani kini bisa menjual cabei merah dengab harga Rp 40 ribu perkilogramnya.
Umunya masyarakat petani holtikultura dikaki merapi itu bercocok tanam dengan sistim banyak. Artinya dalam satu baris unggukan tanah, petani menanam berbagai jenis tanaman seperti sayur manis, slaidri, bawang perai, terung dan cabei merah.
Penulis: Khatik