BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Gunung Marapi, Sumatera Barat tercatat sebagai salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Marapi merupakan gunung favorit bagi pendaki di Sumatera, selain Gunung Singgalang dan Kerinci, Jambi.
Tahun 2012, Gunung Marapi juga pernah erupsi, ketika itu juga bulan Juni. Seorang pendaki melihat langsung bagaimana gunung itu mengeluarkan asap tebal dan membuat para pendaki ketakutan.Â
Raja Novrinaldi, Ramli dan Ferry, melakukan pendakian pada akhir pekan di bulan Juni. Di pos pertama, juru kunci sudah mengingatkan untuk berhati-hati, sebab jalur menuju puncak ketika itu baru saja dibuka dari status siaga.
Setelah perjalanan 7 jam menuju cadas mereka bertiga mendirikan tenda dan menginap. Keesokan harinya sekitar pukul 04.00 WIB pagi, barulah perjalanan menuju puncak dilanjutkan.
Setibanya di Tugu Abel Marapi sekitar pukul 05.00 WIB dan mereka masih menikmati pemandangan matahari terbit dengan suasana dingin di puncak gunung. “Di puncak ketika itu hanya kami bertiga, sewaktu kami tiba di cadas para pendaki lain sudah turun. Tapi ada pendaki lain yang sudah duluan naik sebelum kami,” kata Raja, Kepada bertuahpos.com, Senin (5/6/2017).
Menurut cerita Raja, setelah dari Tugu Abel, mereka langsung menuju ke Puncak Merpati kemudian turun ke Taman Edelweis. Setelah mengabadiakan beberapa momentum di sana Raja, Ramli dan Ferry langsung kembali untuk turun. Di tengah perjalanan, tiba-tiba dihadapkan dengan kabut tebal.
“Kami berhenti dan bersembunyi di balik batu. Kabut itu bercampur dengan belerang, baunya sangat menyengat. Kami beberapa kali menumpahkan air ke masker pentutup mulut. Itu pemandangan yang sungguh mengerikan,” tambahnya.
Setelah kabut mulai meminipis, perjalanan mereka lanjutkan, saat itulah mereka menyaksikan kabut tebal hitam keluar dari kawah Gunung Marapi menjulang ke langit disertai suara gemuruh dan sedikit guncangan.
Baca:Â Gunung Marapi Sumbar Meletus, 8 Pendaki Tersesat
“Kami langsung berlari menuju jalur penurunan. Untung saja ketika itu kawan-kawan tidak ada yang panik, jadi situasi masih bisa terkendali. Dan kami berhasil kembali ke cadas,” tambahnya.Â
Setelah istirahat, dua orang pendaki lain muncul dari puncak. Mereka juga ngos-ngosan habis berlari dari atas. “Marapi batuk,” teriak mereka dan menginstruksikan pendaki lain untuk segera turun.Â
“Batuk istilah pendaki untuk menyebut erupsi kecil,” tambahnya.
Minggu kemarin, Ketua Pengamatan Gunung Api Merapi, Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis (PVMBG) Kota Bukittinggi Hartanto di Kantir PVMBG Bukittinggi, menyatakan letusan pertama pada pukul 10.01 WIB di ketinggian 300 M dari puncak gunung ke arah timur, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
Menurut keterangan salah satu rombongan pendaki yang telah turun, Dwi, telah menghubungi 13 rekannya tersebut via handphone, 5 orang masih di cadas Gunung Merapi dan 8 orang tersesat di dalam hutan.
Data Pendaki yg masih tersesat di dalam hutan:
1). Agus, 24th
2). Sarul, 17th (cidera)
3). Yusuf, 22th
4). Nanda, 23th
5). Rahmat, 23th
6). Rolen, 17th
7). Herman, 40th (cidera)
8). Abdul, 24th (081372941104/nomor hp yang masih bisa dihubungi hingga malam tadi)
Para pendaki tersebut dikabarkan berada dalam keadaan lemas karena tidak adanya stok air. Untuk data pendaki yang dikabarkan masih di cadas Gunung Marapi:
1). Robi, 23th
2). Tander, 24th
3). Irwandi, 24th
4). Agus, 24th
5). Jondri, 24th
(bpc3)